Jika melihat tenggat yang dikoar-koarkan Korut, serangan negara yang dipimpin Kim Jong-un itu ke Guam tinggal hitungan hari. Entah terealisasi atau tidak, pemerintah Jepang, Korea Utara, dan Guam sudah bersiap. Jepang sebagai negara yang bakal dilewati misil Korut telah menyiagakan alat-alat penghancur misilnya.
Sabtu (12/8) sistem penghancur misil Patriot Advanced Capability-3 (PAC-3) tiba di pangkalan militer Jepang atau Self Defense Forces (SDF) di Prefektur Shimane, Hiroshima, dan Kochi. Tiga prefektur itu disebut Korut saat mengumbar ancamannya awal pekan lalu. Rencana serangan tersebut matang pada pertengahan Agustus. Jika Jong-un setuju, empat misil akan ditembakkan berturut-turut.
”Alat tersebut bukan untuk menghancurkan misil (Korut, Red), melainkan hanya untuk berjaga-jaga,” ujar juru bicara SDF. Pengamat senior di perusahaan intelijen swasta Stratfor Sim Tack mengungkapkan, PAC-3 tak didesain menghancurkan misil dengan ketinggian maksimal.
Alat itu digunakan untuk melindungi area sekelilingnya seandainya misil Korut jatuh di wilayah Jepang. Jika misil-misil itu terbang sesuai rencana dan jatuh 30–40 kilometer dari perairan Guam, PAC-3 milik Jepang tersebut tak akan difungsikan.
Selain PAC-3, negara yang dipimpin Perdana Menteri Shinzo Abe tersebut menyiagakan sistem pertahanan misil balistik Aegis. Alat itu ditempatkan di antara perairan Semenanjung Korea dan Jepang. SDF tak mau menyebutkan di mana lokasi tepatnya. Aegis tak hanya memiliki kemampuan penghancur, tapi juga bisa melacak hingga 100 misil secara hampir bersamaan.
Korea Selatan (Korsel) tak mau mengungkap secara detail persiapan apa yang mereka lakukan. Namun, Menteri Pertahanan Korsel Song Young-moo menegaskan, jika Korut sampai macam-macam, mereka bakal membalas secepatnya dengan kekuatan penuh. Saat ini pasukan bersenjatanya bersiaga.
Rencananya, Presiden Korsel Moon Jae-in menerima kunjungan Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph Dunford hari ini. Tidak diketahui dengan pasti apa yang akan mereka bahas. Namun, sangat mungkin, salah satunya adalah masalah Korut. Dunford tak hanya berkunjung ke Korsel, tetapi juga ke Jepang dan Tiongkok. Lawatannya dilanjutkan ke pangkalan Komando Pasifik AS di Hawaii.
Pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump berbicara via telepon dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dia meminta Xi bertindak terhadap Korut. Jumat (11/8) dia juga berbicara dengan Gubernur Guam Eddie Baza Calvo. Trump memastikan bahwa Guam akan aman dan ancaman Korut justru bakal menarik turis ke wilayah tersebut. Pernyataan itu langsung menuai kritikan, termasuk dari penduduk Guam. (fjr)