Jakarta, liputan.co.id – Ketua DPR RI Setya Novanto menyatakan dunia perlu berduka atas tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingnya di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Tragedi ini menurut Novanto, tidak ada sangkut pautnya dengan masalah agama, melainkan murni konflik multidimensi.
Karena itu, Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) periode 1997-2006 yang kini menjabat Komisi Penasihat Khusus untuk Rakhine, Mr. Kofi Annan menggambarkan wilayah Rakhine sebagai wilayah termiskin di Myanmar yang selama bertahun-tahun mencapai puncak krisis di bidang pembangunan, HAM, dan keamanan.
“Sebagai bagian dari komunitas Internasional, Indonesia telah menunjukan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan komitmen menjaga perdamaian dunia. Saya mengapresiasi langkah cepat Presiden Jokowi mengirim Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi ke Myanmar untuk melakukan berbagai pertemuan dengan para pejabat terkait di Myanmar,” kata Novanto di Jakarta, Senin (4/9/2017).
Mendukung langkah diplomasi pemerintah, DPR RI melalui peran Diplomasi Parlemen ujar Novanto, juga tidak tinggal diam. DPR RI akan membawa tragedi kemanusiaan Rohingnya ke dalam World Parliamentary Forum yang diselenggarakan pada 6-7 September di Bali. “Kita berharap akan ada resolusi bersama dari berbagai negara peserta sidang untuk mengutuk dan meminta Pemerintah Myanmar tak menutup mata,” ungkapnya.
Bahkan lanjutnya, tak menutup kemungkinan DPR RI juga akan membawa masalah ini ke dalam ASEAN Inter Parliamentary Assembly (Majelis Parlemen ASEAN). Sehingga Parlemen dari berbagai negara di kawasan ASEAN memberikan satu suara yang sama. “Meminta Myanmar sebagai bagian dari ASEAN turut menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian di dalam negerinya, sebagai bagian dari komitmen menjaga stablitas keamanan dan perdamaian di ASEAN,” kata Novanto.
Ketua Umum Partai Golkar ini menambahlan Dewan Keamanan PBB juga sudah menunjuk Jaksa Agung Republik Indonesia periode 1999-2001 Marzuki Darusman menjadi Ketua Tim Pencari Fakta PBB untuk Myanmar. Rekomendasi dari Tim ini akan diserahkan ke Dewan HAM PBB untuk selanjutnya menjadi bahan masukan bagi PBB dalam mengambil sikap maupun keputusan.
“Sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, ditunjuknya Bapak Marzuki Darusman memperlihatkan kepada dunia bahwa anak bangsa diakui kiprahnya dalam diplomasi internasional. Mari kita dukung dan doakan agar Bapak Marzuki Darusman bisa menjalankan amanah ini dengan baik,” ujarnya.
Jadi sangat tidak betul jika ada anggapan dari berbagai pihak yang menyatakan Indonesia abai terhadap tragedi kemanusiaan Rohingnya. “Justru Indonesia sudah sangat berada di depan. Disaat berbagai negara menolak pengungsi Rohingnya, Indonesia justru menyambutnya dengan tangan terbuka,” tegasnya.
Dia tambahkan, sejak Januari 2017, pemerintah Indonesia telah mengirim 10 kontainer bantuan makanan, obat-obatan, dan membangun sekolah. Oktober nanti, rencananya Indonesia akan membangun rumah sakit. Presiden Jokowi juga menginstruksikan Duta Besar kita di Bangladesh untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingnya di sana.
“Berbagai langkah yang telah ditempuh pemerintah maupun DPR RI bukan berarti Indonesia ingin ikut campur terlalu dalam terhadap persoalan dalam negeri Myanmar. Ini murni sebagai solidaritas Bangsa Indonesia terhadap saudara-saudara kita yang sedang menghadapi tragedi kemanusiaan. Solidariras ini melewati sekat-sekat perbedaan negara, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan,” pungkasnya.
Komentar