Nofi Chandra: Keluarkan Myanmar dari Anggota ASEAN

Ragam114 Dilihat

Jakarta, liputan.co.id – Tragedi kemanusiaan terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar harus dihentikan agar tidak berkembang menjadi isu krusial yang bisa memancing kekisruhan di wilayah ASEAN.

Oleh karena itu, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Nofi Chandra mendesak Pemerintah Indonesia berperan aktif mewujudkan perdamaian dunia, terutama di wilayah ASEAN.

“Saya sangat paham bahwa negara-negara ASEAN lainnya tidak mampu berbicara banyak karena terikat oleh Piagam ASEAN yang salah satu poinnya adalah larangan untuk ikut campur urusan negara lain. Tapi, apa yang dialami etnis Rohingya di Miyanmar, harus segera dihentikan dan pemerintah Indonesia sangat mungkin berperan aktif di situ,” kata Nofi, di Gedung DPD, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Peristiwa di Rakhine lanjutnya, tidak lagi menyangkut urusan internal negara dan pemerintahan Myanmar, tapi ini sudah terkait dengan hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh negara manapun. Myanmar tidak bisa berdalih bahwa ini adalah urusan internal, karena ini menyangkut urusan kemanusiaan.

“Saya sependapat dengan Presiden Jokowi bahwa tidak perlu lagi pernyataan kecaman-kecaman, yang terpenting sekarang adanya aksi nyata untuk menyelesaikan masalah Myanmar. Namun aksi nyata yang telah digagas oleh pemerintahan Indonesia saya anggap baru tindakan permulaan,” sarannya.

Presiden Jokowi ujar Senator dari Provinsi Sumatera Barat itu, harus melakukan konsolidasi kepada seluruh negara-negara ASEAN agar mendesak pemerintahan Myanmar untuk menghentikan kekerasan yang terjadi.

“Jika tindakan tersebut diabaikan, maka Indonesia harus lebih tegas dan aktif melibatkan negara-negara ASEAN lainnya untuk memboikot Myanmar dari keanggotaan ASEAN. Ketegasan pemerintahan Jokowi terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar merupakan perwujudan dari pembukaan UUD 1945, ikut menciptakan perdamaian dunia,” tegasnya.

Dia berharap, peristiwa di Myanmar tidak dijadikan sebagai alasan pemantik isu SARA di Indonesia. “Masyarakat Indonesia harus tetap proaktif memberikan dukungan moril ataupun materil pada etnis Rohingya, namun harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Isu ini tidak boleh meluas menjadi isu penyebaran kebencian terhadap agama ataupun ras tertentu,” pungkasnya.

Komentar