Publik dibuat bertanya-tanya soal cahaya misterius berwarna hijau dan biru yang muncul di langit Meksiko, usai gempa 8,2 skala richter (SR) terjadi, Jumat (8/9).
Seorang warga berhasil mengabadikan cahaya, yang diketahui kerap muncul usai gempa bumi terjadi, tersebut.
Para ahli meyakini kilauan tersebut berasal dari pembangkit listrik yang turut terkena dampak gempa, meski laporan mengenai kejadian terkait telah dilaporkan sejak ratusan tahun lalu.
Salah satu hipotesis yang dirilis Seosmological Research Letters menyebut, cahaya muncul akibat energi bebatuan yang mengalir ke permukaan.
“Proses awalnya jauh di dalam kerak bumi. Bebatuan di sana tertekan tinggi sebelum tekanan untuk menghasilkan gempa terbentuk,” ujar pimpinan tim riset Robert Thériault, seorang ahli geologi dari Departemen Sumber Daya Alam Quebec, Kanada, dilansir dari Smithsonian.com.
Ahli geologi Friedemann Freund dari San Jose State University yang sempat mengembangkan hipotesis tersebut selama beberapa tahun terakhir, menunjukkan tekanan yang menimpa bebatuan dapat menghancurkan atom oksigen bermuatan negatif dalam ikatan peroksi, melalui uji laboratorium.
Bila ini terjadi, masing-masing ion oksigen dilepaskan, dan bisa mengalir melalui celah-celah bebatuan ke permukaan bumi.
Pada saat itu, lanjut temuan Freund, kelompok dengan kepadatan tinggi dari atom bermuatan ini akan mengionisasai kantong udara, serta membentuk gas bermuatan (plasma) yang memancarkan cahaya.
Tekanan tektonik yang menimpa bebatuan dapat meningkat secara bertahap dalam jangka waktu lama sebelum gempa terjadi. Itu mengapa, cahaya misterius sering terlihat di langit beberapa menit, berjam-jam, atau bahkan berhari-hari sebelum gempa melanda.
Akibatnya, kata mereka, cahaya misterius itu lebih dari sekadara fenomena menarik. Itu bisa menjadi alarm bahwa gempa sebentar lagi akan terjadi.
“Jika Anda tinggal di daerah rawan gempa dan melihat cahaya misterius di langit, itu mungkin merupakan peringatan dini bahwa gempa bumi sedang mendekat,” pungkas Thériault. (riz)
Komentar