Jakarta, liputan.co.id – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyatakan tidak zamannya lagi melarang orang untuk membaca buku atau menonton film tertentu dengan alasan yang sulit diterima akal sehat.
Pernyataan tersebut disampaikan Fahri menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan larangan nonton bareng film-film bertema Partai Komunis Indonesia dari salah seorang anggota Dewan Pertimbangan Presiden, karena alasan bisa bikin gaduh.
“Begini ya, film atau buku sekarang ini kalau bisa tidak usah kita biasakan diri melarang-laranglah. Biarlah mereka baca atau tonton sebab masyarakat kita sudah cukup dewasa juga dengan pilihan-pilihannya,” kata Fahri, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Senin (18/9/2017).
Apalagi lanjutnya, suatu buku atau film itu pernah dibaca atau ditonton berkali-kali. “Saya juga istilahnya, kangen juga dengan film itu. Tapi kalau ada orang menganggap itu ada masalah, bikin film baru. Sekarang bikin film gampang, pakai youtuber saja,” saran Fahri.
Oleh karena itu, wakil rakyat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat ini menyatan Presiden Joko Widodo mengabaikan pendapat oknum Wantimpres-nya.
“Menurut saya Presiden jangan masuk ke konflik itu. Saya sarankan saja, kalau ada orang yyang merasa faktanya tidak begitu, ya bikin filmlah. Sekarang film itu menjadi satu yang mudah. Sekarangkan banyak anak muda bikin film tentang Muhammdiyah dan Bung Karno. Ada juga yang menggerutu di film-film itu. Tapi sudahlah, putar saja di bioskop,” ujar Fahri.
Komentar