Kendati Mengundang Polemik, Ini Pesan Moral di Balik Gerakan No Bra Day

Ragam83 Dilihat

Meski dianggap kontroversial bagi sejumlah orang, popularitas No Bra Day semakin meningkat.

Para wanita di berbagai belahan dunia tak ragu lagi untuk ambil bagian dalam gerakan yang jatuh setiap tanggal 13 Oktober ini.

Mereka semakin mantap untuk beraktifitas tanpa mengenakan penutup payudara.

Kendati tagar #NoBraDay telah bergaung di media sosial sejak 2011 lalu, Dr Mitchell Brown di Toronto, Kanada, dianggap menjadi sosok yang berjasa akan No Bra Day.

Dilansir dari The Sun, Dr Brown membuat acara Kesadaran Rekonstruksi Payudara (BRA). BRA diselenggarakan untuk mendidik wanita soal pilihan rekonstruksi mereka saat menjalani prosedur operasi pengangkatan payudara.

Pada acara tersebut, para penderita kanker payudara dapat mengikuti sesi tanya jawab dengan ahli bedah plastik terkemuka, serta menyimak cerita inspirasional orang-orang yang berhasil sembuh dari penyakit tersebut.

Puncaknya pada 2014, BRA telah diselenggarakan di 30 negara di seluruh dunia.

Kesadaran para wanita di seluruh dunia terhadap kanker payudara diharapkan meningkat.

Namun bukan berarti No Bra Day bersifat memaksa.

Mereka yang enggan beraktifitas tanpa mengenakan bra tetap bisa ambil bagian dalam aksi tersebut, dengan mengenakan sesuatu berwarna ungu selama sehari penuh. (riz)

Komentar