Berburu Korban Lewat Twitter, Sudah 9 Orang Dibunuh

Internasional92 Dilihat

TOKYO – Takahiro Shiraishi diduga telah membunuh sembilan orang, Senin (31/10), polisi menemukan potongan tubuh sembilan orang berbeda di apartemen dua lantai di Zama, Prefektur Kanagawa, Jepang, yang ditinggali pria 27 tahun tersebut.

Sejauh ini Shiraishi hanya mengaku membunuh satu perempuan. Akibat hilangnya perempuan tersebut, tabiat buruk Shiraishi akhirnya terbuka.

Pekan lalu, kakak si perempuan yang berasal dari Hachioji itu melapor kepada polisi bahwa adiknya hilang. Diketahui bahwa si adik kali terakhir mengunggah status tentang keinginan mencari teman bunuh diri.

Aktivitasnya di Twitter menunjukkan bahwa dia berinteraksi dengan Shiraishi. Polisi lantas mendapati rekaman keduanya tengah berjalan di sebuah stasiun kereta.

Dari situ, polisi melacak keberadaan Shiraishi. Nah, ketika akan meminta keterangan, polisi mencium bau busuk. Hal serupa diungkapkan tetangga apartemen Shiraishi.

’’Baunya seperti selokan. Bau seperti itu tidak pernah saya cium sebelumnya,’’ ujar seorang pria yang tinggal di gedung apartemen yang sama dengan pelaku. Bau itu ada saat dia pindah Agustus lalu. Namun, dia tidak curiga.

Ketika mencari sumber bau, mereka menemukan potongan tubuh manusia dan dua kepala yang disimpan di kotak pendingin di dekat pintu apartemen dan kotak peralatan pertukangan.

Penyidik juga menyita gergaji di dalam rumah pelaku yang ditengarai dipakai untuk memotong-motong korbannya. Pelaku mengaku memutilasi korban-korbannya di kamar mandi. Sebagian anggota tubuh mereka dibuang begitu saja di tempat sampah.

Salah satu jenazah yang sudah tidak utuh tersebut diyakini adalah perempuan hilang yang tengah dicari polisi tadi. Polisi bakal melakukan tes DNA untuk mengidentifikasi satu per satu jenazah.

’’Benar bahwa saya berusaha menyembunyikan jasad orang yang saya bunuh untuk menghancurkan bukti,’’ kata petugas kepolisian di Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo menirukan pengakuan Shiraishi.

Polisi saat ini masih mencari sisa potongan jasad yang disembunyikan si pembunuh berantai tersebut. (Japan Time/fjr)