Awal pekan ini, Presiden Rusia, Vladimir Putin, bertemu rekannya dari Suriah, Bashar Assad, di Sochi, Pertemuan keduanya diisi mengenai pembahasan soal proses politik di Suriah.
Putin mengatakan bahwa perang melawan terorisme di negara yang dilanda krisis itu sudah hampir selesai.
Dalam kesempatan tersebut, Putin juga mengucapkan selamat kepada Assad atas hasil dalam perang melawan terorisme.
Putin pun membahas soal penyelesaian politik di Suriah dengan Bashar Assad, dengan mengatakan bahwa dirinya yakin harus berada di bawah naungan PBB.
Menaggapi hal tersebut, Assad mengatakan bahwa ia berharap bantuan Rusia untuk memastikan bahwa orang-orang Suriah sendiri yang memimpin proses tersebut.
“Kami menyambut mereka yang benar-benar tertarik pada penyelesaian politik (di Suriah), kami siap berdialog dengan mereka,” kata Assad.
Sejak dimulainya operasi Rusia di Suriah pada tahun 2015, banyak wilayah di negara ini telah dibebaskan dari teroris, kata Assad. Orang-orang Suriah yang harus meninggalkan daerah ini karena ancaman teroris sudah bisa pulang ke rumah.
Putin menimpali dengan mengatakan bahwa perundingan yang diadakan berulang kali di ibukota Kazakhstan, Astana demi memberikan kontribusi besar terhadap penyelesaian konflik tersebut.
“Karena perundingan di Astana, kami berhasil menciptakan zona de-eskalasi, dan ini, pada gilirannya, memungkinkan kami memulai dialog nyata dengan oposisi untuk pertama kalinya,” kata Putin seperti dimuat Russia Today.
Kunjungan Assad ke Rusia dan pembicaraannya dengan presiden Rusia itu berlangsung selama empat jam.
Rusia diketahui meluncurkan operasi kontra-terorisme di Suriah atas permintaan Damaskus pada September 2015. Angkatan Udara Rusia telah membantu Angkatan Darat Suriah dalam perang melawan teroris selama sekitar dua tahun.
Pada Maret 2016, Putin memerintahkan penarikan sebagian dan mengatakan bahwa tujuan utama operasi telah tercapai. Namun, pesawat yang tersisa terus membantu Angkatan Darat Suriah dalam perang melawan ekstremis. (fjr)