Rudal balistik Korea Utara (Korut) kembali mengganggu ketenangan di Jepang. Rudal balistik ICBM antar benua meluncur dari Pyongyang pada Rabu dinihari (29/11/2017), lalu jatuh di laut Jepang.
Pemerintah Jepang mengatakan rudal itu berada di udara selama 50 menit.
Laporan sama menyebutkan bahwa rudal itu telah menempuh perjalanan sekitar 1.000 km (650 mil) sebelum turun di Laut Jepang. Militer Korea Selatan mengatakan bahwa ICBM memiliki ketinggian 4.500 km.
Ini adalah peluncuran pertama sejak 15 September, ketika Korea Utara menembakkan rudal balistik menengah. Ini juga terjadi satu minggu setelah Presiden AS, Donald Trump menempatkan negara rahasia tersebut kembali ke daftar negara-negara yang mendukung terorisme.
Dewan Keamanan PBB kabarnya akan bertemu pada pukul 03:00 waktu setempat pada hari Rabu ini setelah adanya permintaan dari Amerika Serikat dan Jepang untuk membahas penembakan rudal tersebut.
Sebagai tanggapan atas pengujian tersebut, Donald Trump, presiden AS, mengatakan, “Ini adalah situasi yang akan kita tangani. Kami akan mengurusnya.”
Rudal yang diluncurkan kali ini terbang lebih lama.
Sekretaris pertahanan AS, James Mattis, juga mengatakan bahwa rudal tersebut mencapai ketinggian yang lebih tinggi daripada yang pernah diuji oleh Korea Utara sebelumnya.
Trump dilaporkan langsung berbicara dengan perdana menteri Jepang, Sinzo Abe, setelah tes rudal ini. Kedua pemimpin tersebut sepakat bahwa China perlu memainkan peran yang meningkat untuk mengatasi krisis tersebut.
Dalam sebuah panggilan telepon para pemimpin menurut Yasutoshi Nishimura, sekretaris kabinet kepala wakil Jepang, sepakat untuk memperkuat kemampuan pencegahan terhadap ancaman Korut.
Abe menggambarkan peluncuran tersebut sebagai “tindakan kekerasan” yang “tidak dapat ditoleransi”.
Sementara Moon Jae-in, presiden Korea Selatan, mengatakan bahwa tes tersebut merupakan “ancaman serius” bagi perdamaian global. (Sky/The Telegraph/fjr)