Jakarta, Liputan.co.id – Penggiat media sosial (Medsos) Imam Syafei menyatakan di tengah kepercayaan publik yang hanya 50 persen terhadap DPR RI menyusul ditangkapnya Setya Novanto, dan DPR masih belum berupaya mencari penggantinya. Sesungguhnya logika publik dilukai.
Sebab menurut Syafei, ketika Ade Komarudin jadi Ketua DPR RI, dengan sangat mudahnya dia dicopot tanpa alasan yang jelas dari Partai Golkar dan DPR RI.
“Kemarin, kok gampang banget mengganti Ade ke Setnov tanpa alasan yang jelas. Tapi Setnov yang kini tersangka korupsi tingkat tinggi dibiarkan atau berharap Setnov legowo?,” kata Syafei, di Media Center, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (7/12/2017).
Usai Setnov ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi lanjutnya, logika publik menyatakan Partai Golkar mestinya sadar bahwa mereka berada di bawah tekanan yang sangat besar dan harus cepat-cepat mengganti Setnov dari Ketua DPR.
“Ketua DPR yang baru harus tidak dari perpanjangan tangan ketua yang lama, di samping betul-betul bersih dari korupsi,” tegasnya.
Selain itu ujarnya, Ketua DPR yang baru harus punya gebrakan mengambil hati rakyat, misalnya memiliki kedekatan dengan rakyat dan menyatakan bersedia bekerjasama dengan KPK.
“Sekarang DPR ini hanya mengkritik KPK terus tapi tidak ada kerjasamanya,” pungkas Syafei.
Komentar