JAKARTA – Setiap tahunnya, dunia memproduksi 2,12 miliar ton sampah, dan 400 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik. Indonesia sendiri menyumbang 65,8 juta ton sampah per tahun, dimana 16% dari jumlah tersebut merupakan sampah plastik.
Dari seluruh jumlah sampah plastik yang dihasilkan dunia, kita baru berhasil mendaur ulang sebanyak 9% sampah, 12% dari sampah plastik tersebut dibakar dan sisanya dibawa ke TPA, tercecer atau terbawa ke laut.
Dengan adanya fakta tersebut, Evoward berkolaborasi dengan Campaign dan FLIX Cinema meluncurkan kampanye kolaboratif untuk mewujudkan bumi bebas sampah bertajuk rethink.
Kampanye rethink diinisiasi dengan tujuan untuk mendapatkan 1.000.000 orang agar mempunyai inisiatif untuk mengurangi konsumsi plastik dengan menggunakan material yang lebih ramah lingkungan.
Kampanye rethink dimaksudkan untuk mengajak entitas bisnis, komunitas dan individu untuk mengevaluasi dan berpikir kembali akan gaya hidup atau business-as-usual sehari-hari, sehingga kedepannya mereka dapat mulai menjalankan praktik-praktik yang lebih ramah lingkungan.
Kampanye rethink berfokus untuk membahas berbagai topik seputar gaya hidup dan dampaknya bagi bumi. Untuk seri pertama, rethink mengangkat topik plastik (rethink plastic) karena isu ini semakin mengkhawatirkan dan menjadi sorotan banyak pihak.
Rethink juga merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta yang sudah mulai berbenah diri dalam pengelolaan sampah plastik sejak setahun terakhir. Kota DKI Jakarta sendiri menghasilkan 2,5 juta ton sampah pertahun dimana 357.000 ton diantaranya merupakan sampah plastik.
“Untuk segera menangani masalah ini, kita akan segera memberlakukan Pergub Larangan Penggunaan Kantong Plastik yang baru saja kita uji coba kemarin,” ujar Isnawa Adji selaku Kepala DLH Provinsi DKI Jakarta di PIK Avenue, Jakarta, Kamis (21/2).
“Selain itu, kami juga aktif mengampanyekan bahaya plastik serta mendukung program – program terkait dan berkolaborasi dengan berbagai sektor untuk melakukan kampanye kreatif seperti rethink,” sambung Adji.
FLIX Cinema sebagai sektor bisnis yang bergerak dibidang hiburan (bioskop milik Agung Sedayu Retail Indonesia) juga menyadari tanggung jawabnya dalam penggunaan plastik dan berharap untuk memberikan opsi yang lebih baik untuk konsumennya.
Mereka berkomitmen untuk mengganti seluruh kemasan plastik dengan kemasan ramah lingkungan dan mendorong konsumenya untuk menggunakan tumbler dengan memberikan potongan harga. FLIX Cinema juga mengajak konsumen membeli tiket elektronik melalui aplikasi FLIX Cinema agar tidak perlu melakukan pencetakan tiket sehingga sampah kertas dapat berkurang.
“Ya sebagai penyedia sarana hiburan, kami juga turut andil dalam menciptakan bumi yang lebih baik. Kami ingin menjadi pioneer bioskop ramah lingkungan dengan tetap memberikan hiburan tanpa mengorbankan bumi, karena seharusnya bersenang – senang dan menjaga lingkungan dapat berjalan beriringan bukan terpisah,” ujar David Hilman, selaku COO dari Agung Sedayu Retail Indonesia (ASRI).
Zaskia Mecca sebagai public figure juga menyadari kekuatannya dalam memberikan pengaruh kepada penggemarnya. “Sebagai public figure aku sadar banyak yang memperhatikan dan mencontoh apa yang aku lakukan, jadi aku berusaha memberikan contoh yang baik dengan mulai mengaplikasikan gaya hidup yang ramah lingkungan dalam kehidupan sehari – hariku seperti membawa botol minum, cutlery dan tas belanja sendiri,” pungkasnya.
The post Hidup Bebas dari Sampah Dimulai dari Pikir Ulang appeared first on LIPUTAN.CO.ID.