JAKARTA – Target 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) di tahun 2019 menjadi sebuah semangat terbarukan bagi Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Berbagai langkah strategis terus dilakukan guna memaksimalkan berbagai celah dalam mencapai target tersebut. Salah satunya dengan menggelar Indonesia Tourism Table Top (ITTT). Program ini akan digelar di Pullman Hotel Kuala Lumpur City Centre, Kuala Lumpur, Malaysia, 27 Februari 2018.
Program ini diyakini dapat memberikan penetrasi yang cukup ke pasar wisman Malaysia. Pasalnya Kemenpar menggalang kekuatan dengan menggandeng berbagai stakeholder. Dari mulai Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, VITO Malaysia, hingga Citilink dan AirAsia.
“Ini merupakan sebuah langkah awal untuk masuk lebih dalam ke pasar Malaysia yang merupakan salah satu fokus Kemenpar di tahun 2019 ini. Apalagi performa wisman Malaysia ini sangat baik. Posturnya besar untuk kita bisa maksimalkan,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, Senin (25/2).
Dijadikannya Malaysia sebagai salah satu fokus utama memang tepat.
Malaysia menduduki peringkat ke-2 setelah Tiongkok sebagai penyumbang wisman ke Indonesia. Berdasarkan realisasi wisman pada tahun 2018, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2.501.594. Torehan tersebut meningkat 17,9% dibandingkan tahun 2017 sebesar 2.121.888.
“Sedangkan untuk di tahun 2019, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 2.900.000 kunjungan wisatawan, sehingga diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini. Salah satunya dengan ITTT Kuala Lumpur ini,” terang Rizky.
Sementara itu Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Adella Raung mengatakan, strategi Kemenpar dalam pelaksanaan ITTT ini adalah dengan mempromosikan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas. Hal ini bertujuan juga untuk mendukung program prioritas Bappenas Tahun 2019.
Kemenpar pun akan memboyong 20 sellers dari industri pariwisata Indonesia untuk menambah daya dobrak. Mereka terdiri dari tour operator/travel agent, dan hotelier yang berasal dari 11 destinasi di Indonesia. Antara lain, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan NTT.
Kesempatan ini juga akan dimanfaatkan untuk mempromosikan destinasi lain yaitu Banyuwangi, untuk mendukung rute penerbangan Kuala Lumpur (KUL) – Banyuwangi (BWX) yang baru dibuka pada 19 Desember 2018 lalu. Kami menargetkan ITTT ini akan diikuti oleh 65 lokal agent Kuala Lumpur dan sekitarnya melalui rekomendasi VITO Malaysia yang merupakan anggota MATTA dan MCTA,” terang Adella.
Dalam acara Table Top ini diharapkan dapat menghasilkan transaksi dan penjualan paket-paket wisata tujuan Indonesia, khususnya 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan Banyuwangi, dengan target sejumlah 10.000 pax. Diharapkan melalui B2B meeting pada acara ini, dapat dijalin kerjasama bisnis untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Indonesia.
Selain menggelar B to B Meeting dengan system round robin (buyers meet sellers), dilakukan juga sesi Indonesia Tourism Industry Update. Narasumber yang dihadirkan merupakan perwakilan airlines, yaitu Citilink. Dimana Citilink akan mempresentasikan konektivitas dari Malaysia ke destinasi di Indonesia. Selain itu juga ada Tetty DS Ariyanto yang akan mempresentasikan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan Banyuwangi. Sebuah jamuan makan malam pun tak luput disuguhkan sebagai pamungkas program tersebut.
“Dengan dilaksanakannya ITTT Kuala Lumpur ini, diharapkan akan lebih banyak terjalin kontrak bisnis antara sellers Indonesia dengan buyers Malaysia serta adanya update terbaru tentang destinasi pariwisata Indonesia kepada warga negara Malaysia. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia, dan mempererat kerjasama bilateral antar kedua negara serumpunl,” pungka Adella.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menyambut baik dilaksanakannya ITTT tersebut. Apalagi secara geografis Malaysia sangat lah dekat. Belum lagi kedekatan budaya menjadi sebuah keunggulan yang harus bisa dimaksimalkan.
“Tourism itu mirip bisnis transportasi dan telekomunikasi. Membutuhkan kedekatan atau proximity, baik kedekatan budaya (culture), maupun kedekatan jarak. Dengan kedekatan ini wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi kita. Peluang ini harus terus dijaga dengan terus mempromosikan pariwisata Indonesia kepada mereka,” pungkas Menpar Arief. (*)
The post Rayu Travel Agen Malaysia, Kemenpar Gelar ITTT Kuala Lumpur appeared first on LIPUTAN.CO.ID.