JAKARTA – Kanker serviks paling banyak menyerang perempuan usia produktif. Masa di mana perempuan sedang berada dalam puncak kariernya, dan mungkin sedang sangat menikmati peran sebagai seorang ibu.
“Perempuan hidup tidak hanya untuk dirinya sendiri. Begitu dia sakit, satu keluarga bahkan senegara ikut sakit,” ujar dr. Venita, Ms.C, Kepala Bidang Pelayanan Sosial YKI (Yayasan Kanker Indonesia) Provinsi DKI Jakarta dalam media workshop yang diadakan Forum Ngobras di Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (13/2).
Biaya pengobatan kanker jauh dari kata murah. Sekalipun memiliki asuransi, pagu hingga ratusan juta bisa habis. Bahkan harta benda pun ikut habis untuk biaya pengobatan, hingga tak bersisa. Hal ini sangat disayangkan, karena sesungguhnya kanker serviks bisa dicegah.
“Kita dianugerahi bertahun-tahun untuk melakukan pencegahan,” tegas dr. Venita.
Proses terjadinya kanker serviks tidaklah singkat. Di awal, kanker bisa dicegah dengan vaksin. Bila sudah terlewat, masih bisa dideteksi dini dengan skrining. “Kita punya waktu 10 tahun untuk bertindak. Tidak mungkin tidak sempat,” imbuhnya.
Hingga kini, cakupan vaksinasi HPV di Indonesia baru 1,1%. Belum ada program vaksinasi HPV untuk perempuan dewasa; harus diusahakan secara mandiri. Harga vaksin yang relatif mahal merupakan salah satu kendala utama. Namun jauh lebih murah dibandingkan biaya pengobatan kanker.
Bandingkan pula dengan gaya hidup kita sehari-hari: berapa kali kita makan di restoran, nonton, atau shopping dalam sebulan? “Kita mau mengeluarkan banyak uang untuk membeli ponsel yang hanya bisa digunakan selama dua tahun. Kenapa tidak mau menabung untuk mengusahakan vaksin yang akan melindungi seumur hidup?” sesal dr. Venita.
YKI DKI Jakarta memiliki program edukasi pencegahan kanker dan penanganan kanker. Misalnya dengan penyediaan vaksin murah. Untuk sekali suntik, hanya Rp770.000 (per Februari 2019).
“Ini vaksin asli, bukan KW. Harganya bisa murah kami meminta harga khusus dari produsen,” jelas dr. Venita. Bagi yang ingin mendapat vaksin tersebut, tinggal datang ke YKI DKI Jakarta; sesederhana itu.
Vaksin HPV diperuntukkan bagi usia 9-45 tahun. Untuk usia 9-13 tahun, vaksinasi cukup 2 kali, dengan interval 0-6 bulan. Untuk usia 14 tahun ke atas, dilakukan dalam 3 dosis, dengan interval 0-2-6 bulan.
Vaksin kuadrivalen melindungi dari HPV tipe 16 dan 18, dan dari tipe non onkogenik 6 dan 11 yang sering menyebabkan kutil kelamin.
Vaksin HPV hampir 100% melindungi dari tipe 16 dan 18. Kedua tipe ini menyebabkan 75% kanker serviks. Sehingga, vaksin yang tersedia sekarang bisa melindungi dari +75% kanker serviks. Ada belasan HPV tipe onkogenik lain yang bisa menyebabkan kanker serviks, misalnya tipe 52, 45, dan 58.
The post Vaksin HPV Cara Paling Efektif Cegah Kanker Serviks appeared first on LIPUTAN.CO.ID.