BREBES – Kabupaten Brebes memiliki potensi yang begitu besar di sektor pertanian. Dari situ, banyak memproduksi beberapa komoditas pertanian, mulai tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Oleh karenanya, dukungan alat mesin pertanian (Alsintan) menjadi kebutuhan mendesak guna meningkatkan produksi hasil pertanian, yang pada muaranya adalah peningkatan kesejahteraan petani.
“Kabupaten Brebes telah mendukung ketahanan pangan regional dan nasional. Utamanya komoditas padi dan bawang merah yang menjadi ikon Kabupaten Brebes, terpenuhinya Alsintan tentu akan lebih meningkatkan hasil pertanian,” ucap Bupati Brebes Idza Priyanti, Senin (25/3).
Menurut dia, Brebes telah menyumbang sekitar 20 persen dari produksi bawang merah nasional. Pemberian bantuan Alsintan, kata Idza, sesuai anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2017-2022. Ada lima program utama berkaitan langsung dengan masyarakat petani.
Di antaranya, program peningkatan ketahanan pangan, program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan, program peningkatan produktivitas tanaman pangan, program peningkatan produktivitas hortikultura dan perkebunan, serta program pengelolaan sumber daya lahan dan sarana prasarana pertanian.
“Pemberiaan bantuan Alsintan juga dalam rangka efisiensi usaha tani pertanian dan menjawab kelangkaan tenaga kerja yang bergerak di pertanian,” jelasnya.
Dirinya pun berharap, dengan bantuan Alsintan, petani akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan efisiensi waktu. Karenanya, pemerintah daerah telah bekerja sama dengan pemerintah provinsi maupun pusat, guna memajukan serta meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia.
“Kepada petani dan gabungan kelompok tani (gapoktan) Kabupaten Brebes, saya jiga berharap untuk lebih memaksimalkan katu tani. Selain itu, pemerintah juga akan membantu modal petani, salah satunya yaitu program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP),” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati, menerangkan ada beberapa isu dan persoalan stategis bidang pertanian. Di antaranya belum optimalnya produksi dan produktivitas, belum optimalnya infrastruktur, perubahan iklim yang memicu bencana alam dan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Selain itu, lanjut dia, penggunaan pupuk dan pestisida anorganik yang belum sesuai anjuran. Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani dan terbatasnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani.
Selain itu, juga terbatasnya tenaga kerja terampil dan produktif yang mau bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Semakin tinggi kesadaran masyarakat, sehingga menuntut produk pertanian dan perkebunan yang semakin aman dikonsumsi.
“Jumlah penerima bantuan kurang lebih 700 orang, dari beberapa kelompok petani yang ada. Kali ini, penyerahan bantuan di wilayah Brebes Pantura yaitu Kecamatan Brebes, Jatibarang, Wanasari, Bulakamba, serta Losari,” kata Yulia.
Ia memaparkan, bantuan bersumber dari APBD dan APBN Tahun 2019. Total pagu belanja langsung APBD sebesar Rp 14.606.165.000. Total bantuan hibah kepada kelembagaan petani sebesar Rp 7.381.168.000, dengan rincian Rp 526.500.000 untuk kegiatan tanaman pangan, Rp 850.068.000 untuk hortikultura, Rp 5.026.600.000 untuk pembangunan infrastruktur pertanian dan alsintan, dan Rp 950.000.000 untuk lumbung dan pangan.
“Kemudian, total pagu APBN sebesar Rp 6.777.000.000. Terdiri atas empat Satuan Kerja (Satker) yaitu Ditjen Tanaman Pangan, Ditjen Hortikultura. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dan Badan Ketahanan Pangan,” pungkasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, Alsintan yang diberikan di antaranya berupa combine harvester yang digunakan untuk memanen tanaman padi.
Total combine harvester yang diberikan kepada kelompok tani di Kabupaten Brebes pada 2019 ini jumlahnya mencapai 64 unit. Untuk mesin kultivator yang digunakan untuk pengolahan tanah sekunder ada 67 unit.
“Adanya combine harvester di Kabupaten Brebes ini diharapkan proses produksi pertanian lebih efektif karena petani tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya saat panen,” harapnya.
Sarwo Edhy menambahkan, bantuan berbagai alsintan tersebut bagian dari modernisasi pertanian sebagai solusi menangani minimnya minat masyarakat yang bekerja di sektor pertanian. Juga sebagai upaya meningkatkan produksi pertanian.
“Ini sejalan dengan visi Kementerian Pertanian yaitu terwujudnya sistem mekanisasi pertanian yang tangguh dalam rangka pemantapan kedaulatan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan petani,” katanya.
Dengan demikian, hasil produksi pertanian di Brebes akan meningkat. Apalagi, Brebes merupakan satu dari sekian daerah yang menjadi penopang utama kebutuhan pangan nasional.
The post Dengan Alsintan, Masa Depan Pertanian Brebes Cerah appeared first on LIPUTAN.CO.ID.