Jakarta – Sosiolog dari Universitas Indonesia Muhammad Khoirul Muqtafa mengatakan banyak penyebab tenggelamnya isu pemilu legislatif 17 April 2019. Selain faktor pileg bersamaan waktunya dengan pilpres, menurut Khoirul munculnya frase “cebong” dan “kampret” sepanjang masa kampanye pemilu presiden juga punya andil besar tenggelamnya pileg.
“Frase ‘cebong’ dan ‘kampret’ juga penyebab tenggelamnya fenomena pemilu legislatif,” kata Khoirul,” dalam diskusi Dialektika Demokrasi “Tenggelamnya Caleg Di Tengah Hiruk Pikuk Pilpres”, di Media Center, Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (28/3).
Bahkan lanjut peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu, frase “cebong” dan “kampret” juga menyedot energi para caleg yang sedang berkampanye di masing-masing daerahnya.
“Para caleg yang diusung oleh masing-masing partai juga dikerahkan untuk tempur di frase itu guna memenangkan masing-masing capres yang diusung parpol,” tegasnya.
Selain itu, Khoirul juga mengkritisi para caleg yang tidak pas mendekatkan dirinya kepada masyarakat dalam masa-masa kampanye. “Ada indikasi para caleg tak paham kultur-sosial masyarakat yang sedang mereka yakinkan,” pungkasnya.
The post Tuding Frase “Cebong” dan “Kampret” Penyebab Pileg Tenggelam appeared first on LIPUTAN.CO.ID.