Jakarta – Ketua Forum Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (APTI) Akhmad Syarbini mengatakan pihaknya telah menugaskan ribuan Mlmak-mak di Indonesia yang juga Anggota APTI sebagai relawan pengawal suara pemilu umum 17 April yang lalu.
Sebelum bertugas menurut Abi panggilan beken Akhmad Syarbini, mak-mak ini diberi pengetahuan terkebih dahulu tentang tugas-tugasnya sebagai relawan dan mendapatkan hasil penghitungan suara di TPS-TPS hingga mendokumentasikan Formulir C1 secara elegan.
Demikian dikatakan Abi, didampingi tiga mak-mak saat berdiskusi di Forum Tebet yang disiarkan langsung oleh radio digital BravosRadio.com, Jalan Tebet Barat Dalam IV Nomor 5-7, Jakarta Selatan, Sabtu, (20/4/2019).
“Mak-mak dari Forum APTI ini secara sukarela telah mendapat Formulir C1 yang tidak direkayasa, tapi apa adanya berdasarkan hitungan di TPS-TPS. Kerja sekarang adalah bagaimana memelihara data yang bersih itu dan juga menjaga keselamatan diri,” kata Abi.
Hebatnya mak-mak ini lanjutnya, baru berkomunikasi atau lapor dengan Koordinator APTI kalau ada masalah. “Beda dengan Anggota Forum APTI dari kalangan bapak-bapak, kebanyakan lapor yang kadang-kadang melebihi kerja,” ungkap Abi.
Di acara yang sama, Mak Lina dari Anggota Forum APTI mengaku pernah diancam diusir dari salah satu TPS gara-gara protes selisih suara dengan kertas suara yang tidak sesuai di Formulir C1. “Selama jadi relaean, saya pernah diancam diusir dari TPS karena protes selisih suara dengan kertas suara. Tapi setelah saya ancam balik kejanggan ini akan dia viralkan lewat media sosial, baru Formulir C1 diperbaiki,” ungkapnya.
Bahkan ujarnya, ada lagi sejumlah petugas TPS yang ngotot minta surat tugas sebagai relawan. Kalau tidak melihatkan surat tugas dirinya akan diusir. “Ada memang petugas TPS minta surat tugas. Saya lihatkan saja kartu identitas sebagai tanda diri. Tapi saya kan relawan, jadi tidak macam-macam. Akhirnya target relawan untuk mendapatkan Formulir C1 terpenuhi,” kata Mak Lina.
Mak Lina menduga ada kesalahpahaman dari sejumlah petugas TPS yang mempersepsi relawan sebagai memata-matai kerja petugas TPS. “Padahal sebagai relawan, saya dan ribuan mak-mak di seluruh Indonesia memantau data dari kedua pasang yang sedang bertarung. Namun karena petugas TPS bawaannya curiga saja kepada relawan, saya kira ini pemilu yang paling berantakan,” tegasnya.
Lain lagi cerita Mak Eli. Dia fokus berjuang di media sosial (medsos) untuk mendapatkan data dan mengabaikan hoaks melalui komunitas medsos yang bisa dipercaya. Data dimaksud ujar Mak Eli, berupa dokumen yang berhubungan dengan pemilu.
“Ndak usaha berpihak, tegakan kebenaran lewat jaringan media sosial” tegasnya.
Senada, Mak Risma yang juga Anggota Forum APTI menambahkan bahwa komunitasnya tidak berniat membuat onar apa lagi melakukannya.
“Kita tak berbuat onar, justru berusaha untuk menegakkan pemilu yang jujur dan adil serta berintegritas. Itu sebaiknya dimulai dari keluarga kita masing-masing,” imbuhnya.
Terakhir, Ketua Forum APTI mengajak lupakan 01 dan 02. “Mari bersama-sama kita kawal hitungan suara agar terselenggara secara jujur dan adil serta membangun silaturrahmi kembali,” pungkasnya.
The post Ini Cerita Mak-mak Saat Jadi Relawan Pemilu appeared first on LIPUTAN.CO.ID.