BANDAR LAMPUNG – Kementerian Pertanian (Kementan) terus tingkatkan realisasi program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). Kali ini, yang disasar Provinsi Lampung yang diusulkan 25.031 hektare (ha) dari total potensi lahan rawa seluas 74.792 ha yang dimiliki Lampung.
Optimasi lahan rawa di Lampung tersebar di 5 Kabupaten. Yakni di Mesuji 7000 ha, Tulang Bawang 8000 ha, Lampung Timur 1.768 ha, Lampung Tengah 6.363 ha dan Lampung Selatan 1.900 ha.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy mengatakan, selain dibutuhkan SID (Survei Investigasi Desain) dari konsultan, juga dibutuhkan ketersedian petani menggarap lahan.
“Di Lampung potensinya besar, namun kita menginginkan yang real bisa diselesaikan tahun ini. Kemudian Provinsi mengusulkan 25.031 ha. Kita libatkan TNI-AD untuk dampingi karena punya aparat Babinsa sampai di sekitar lokasi,” kata Sarwo Edhy saat Rapat Koordinasi Pendampingan TNI-AD Program Serasi, di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Rabu (15/5).
Selain Dirjen PSP, hadir dalam rapat itu Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Indah Megawati, perwakilan Mabes TNI Kolonel Inf Suhardi, Komandan Korem 043/Gatam Kolonel Inf Taufiq Hanafi, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Lampung Achmad Chrisna Putra, Dandim 0429/Lamtim Letkol Inf C.H Prabowo, Dandim 0426/Tb Letkol Inf Kohir, Dandim 0411/LT Letkol Czi Burhanndin, Dandim 0421/LS Letkol Kav Robinson Octovianus Bessie, dan Kepala Dinas TPH Kabupaten Se-Lampung.
Sarwo Edhy mengatakan, peran dan fungsi TNI dalam pendampingan pelaksanaan kegiatan antara lain mengkoordinasikan peran serta Babinsa dalam kegiatan yang dilaksanakan petani.
Selain itu TNI akan membantu pelaksanaan SID dalam hal sosialisasi kegiatan dan mendampingi dalam proses survey lapangan. Mendamping proses pengerjaan fisik di lapangan.
“Progress terkini sudah ada penyelesaian SID/Detail Engineering Design (DED) oleh konsultan lokal. Administrasi kegiatan di tingkat Propinsi/Kabupaten juga selesai. Kemudian pemberkasan bantuan Pemerintah untuk kegiatan kontruksi pelaksanaan kontruksi pada lokasi yang sudah selesai SID/DED,” tuturnya.
TNI-AD juga membantu pelaksanaan SID dalam hal sosialisasi kegiatan dan mendampingi dalam proses survey lapangan. Mendampingi dalam proses pengerjaan fisik di lapangan.
“Selain itu, juga membantu menyampaikan laporan perkembangan kegiatan kepada koordinator yang ditetapkan oleh Sterad. Juga membantu memastikan semua spesifikasi pekerjaan telah terlaksana sesuai dengan rencana,” tambahnya.
Sarwo Edhy menyebutkan soal sarana produksi, jika lahan sudah siap tanam akan disalurkan oleh Ditjen Tanaman Pangan, Kementan. Program Serasi, petani akan mendapat bantuan, benih unggul, pupuk dolomit dan herbisida.
TNI-AD dinilai sukses membantu merealisasikan cetak sawah. Berdasarkan pengalaman kerjasama itu, Kementan ajak lagi untuk mendamping program Serasi.
“Kalau cetak sawah TNI-AD yang mengerjakan pekerjaan fisik. Nah, kalau di program Serasi, TNI cuma mendampingi. Yang mengerjakan fisik tetap petani/masyarakat,” tegas Sarwo Edhy.
Dikatakan Sarwo Edhy, kegiatan Serasi dapat berdampak pada peningkatan Indeks Pertanaman dan/atau produktivitas serta peningkatan pendapatan petani. Optimasi lahan rawa dilaksanakan melalui kegiatan tata kelola irigasi, pemanfaatan Alsintan, serta Penguatan Kelembagaan Petani/P3A.
“Pengawalan dan pendampingan secara intensif dari instansi pusat, provinsi, kabupaten bekerjasama dengan TNI-AD diharapkan berpengaruh nyata terhadap akselerasi dan hasil kegiatan di lapangan.
Koordinasi dan sinergitas dengan instansi terkait perlu dilakukan dalam upaya pencapaian target program dan kegiatan,” pungkasnya.
Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Indah Megawati menambahkan, Kementan tahun ini melalui program Serasi, akan mengoptimalkan lahan rawa dan pasang surut seluas 500.000 ha di enam provinsi, kemudian target ini direvisi menjadi 400.000 ha di tiga provinsi yaitu Sumsel, Kalsel dan Sulsel. Selain itu, ada tiga lagi provinsi yang sudah siap yaitu Lampung, Riau dan Kalimantan Tengah.
“Semakin banyak provinsi tentunya lebih baik. Jika satu provinsi ada masalah teknis, maka dapat dialihkan kepada provinsi lain, sehingga capaian target lebih luas,” jelas Indah.
Menurutnya, kendala di lapangan, antara lain SID yang tidak sesuai dengan di lapangan. Misalnya, di SID menyebutkan tersedia lahan 100 ha, setelah diverifikasi, ternyata di lahan itu ada kebun sawit. Selain itu, lanjutnya, petani sulit untuk digerakan, Pendampingan oleh TNI-AD, diharapkan dapat memacu petani/Koptan untuk bekerja.
“Pengalaman cetak sawah baru dengan TNI sukses. Pendampingan TNI-AD pada program Serasi ini, pada tahap pertama pelaksanaan kegiatan diprioritaskan di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Tulang Bawang, dilanjutkan ke kabupaten lainnya,” ujarnya.
Sementara, Kadis TPH Lampung Achmad Chrisna Putra optimis program Serasi di Lampung akan berjalan lancar. Pasalnya, lahan rawa yang disasar rata-rata sudah clean and clear. Begitu juga terkait petani penggarapnya, dia pastikan akan tersedia.
“Lahan rawa yang diusulkan Kabupaten ini yang termasuk sudah pasti bisa dikerjakan tahun ini. Petani yang menggarap kami yakini siap karena di lahan tersebut rata-rata wilayah transmigran yang profesinya memang petani,” ungkap Kadis Achmad.
The post Bersama TNI-AD, Kementan Maksimalkan Potensi Lahan Rawa di Lampung appeared first on LIPUTAN.CO.ID.