Pengamat Yang Dipanggil KPK, Tak Paham Perkembangan Sektor Pertanian

Nasional77 Dilihat

Pengamat Politik Kebijakan Pangan, Razikin Juraid mengatakan keberhasilan Kementan selama pemerintahan Jokowi-JK patut diakui semua pihak. Tak ayal, mampu memposisikan pertanian dan petani di posisi terhormat, sehingga pertanian Indonesia saat ini semakin menggeliat dan disegani dunia.

Oleh karena itu, pria yang menjabat sebagai Ketua Hukum dan HAM PP Pemuda Muhammadiyah ini menuturkan siapa bilang sektor pertanian saat ini tidak menggeliat dan tidak pro-kerakyatan. Sebab, berbagai indikator dan data resmi menunjukkan lonjakan kinerja.

“Ya kalau ada pengamat yang nggak paham pertanian, sangat disayangkan. Nih usul saja kalau komentar ya jangan tendensius dan jangan sampai ada pesanan dari mafia. Lebih baik fokus mengurusi bisnis daging ternak dan masalahnya. Pertanian itu luas, kalau nggak memahami data, saran saya tidak usah mengamati,” ujar Razikin Juraid Pengamat Politik Kebijakan Pangan, di Jakarta, 5/7/2019.

Perlu diketahui, Ketua Majelis Pakar Dewan Koperasi Indonesia Teguh Boediyana mengatakan sektor pertanian sejauh ini tidak menggeliat sehingga mengakibatkan koperasi rakyat lesu.

Menurut Raziki, semua pihak termasuk pengamat mestinya gentle saja dalam mengamati perkembangan pembangunan sektor pertanian. Apabila sektor lain kurang berkinerja, sebaiknya jangan dilimpahkan kelemahannya ke sektor pertanian.

“Mestinya sektor lain bersinergi sehingga bisa saling menguatkan kinerjanya,” cetusnya.

Fakta keberhasilan pembangunan pertanian saat ini dapat dilihat dari data BPS, sangat gamblang menunjukkan sektor pertanian semakin bergairah. Misalnya kurun waktu lima tahun terakhir ekspor naik 26,9 persen. PDB sektor pertanian mampu menembus Rp 1.328,4 triliun. Inflasi pangan sekarang stabil, dulu 2014 10,57 persen turun 2017 menjadi 1,26 persen, ini kondisi inflasi pangan terbaik karena di saat yang sama kemiskinan di pedesaan menurun drastis.

“Masyarakat juga merasakan sendiri harga-harga pangan relatif stabil, bahkan pada saat hari raya tiga tahun terakhir tidak ada gejolak harga yang berarti,” bebernya.

Berangkar dari capaian inj, Razikin menilai justru program pertanian sangat pro-petani. Mekanisasi besar-besaran untuk petani, perbaikan infrastruktur irigasi, bantuan benih dan pupuk ke petani, juga mengembangkan Toko Tani Indonesia untuk memotong rantai pasok dan memperpendek disparitas harga di petani dan konsumen.

“Petani kecil sangat senang dengan program programnya, bahkan sekarang sudah ke arah korporasi petani. Contoh satu program yang juga dirasakan petani adalah asuransi usahatani dari ancaman puso gagal panen,” terangnya.

“Saya pribadi tahu gebrakan gebrakan Mentan, ketat memonitor kerja anak buahnya dengan target target. Tuh dalam hal manajerial memperoleh predikat laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama 3 tahun berturut-turut,” sambung Razikin.

Capaian lainnya, kata Razikin, juga terlihat jelas dari prestasi memperoleh penghargaan anti gratifikasi dua tahun berturut-turut dari KPK-RI. Tentu prestasi ini bukan hasil kerja sendiri, tapi bersama semua pihak.

“Namun setidaknya Mentan Amran telah melakukan bersih-bersih ke intern pertanian dan memerangi mafia pangan,” tegasnya Razikin. (*)

The post Pengamat Yang Dipanggil KPK, Tak Paham Perkembangan Sektor Pertanian appeared first on LIPUTAN.CO.ID.

Komentar