Bukit Timbis Bali Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Paralayang Asia

Wisata & Budaya105 Dilihat

JAKARTA – Bali kembali membuktikan diri sebagai salah satu destinasi sport tourism terbaik. Hal ini terjadi setelah Bali terpilih sebagai tuan rumah Kejuaraan Paralayang Tingkat Asia. Spotnya berada di Bukit Timbis, Desa Kutuh, Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini akan diikuti oleh atlet-atlet Paralayang terbaik dari berbagai negara di Asia. Semua akan berebut untuk menjadi yang terbaik di nomor ketepatan mendarat, pada 16-18 Agustus 2019.

Ketua Paralayang Indonesia Wahyu Yudha mengatakan, kegiatan ini bertajuk Paragliding Accuracy Asian Cup (PGAAC) 2019. Dimana para atlit akan memperebutkan trofi dan hadiah uang pembinaan dari Federasi Aero Sport Indonesia. Menurutnya ada dua tujuan yang akan dicapai kejuaraan ini. Yang pertama bertujuan untuk mempertahankan prestasi Paralayang Indonesia di kancah Internasional. Serta yang kedua memperkenalkan kepada dunia, bahwa Bali memiliki lokasi yang indah bagi kegiatan Paralayang.

“Asian Cup merupakan kegiatan tahunan, dan ini adalah yang ke empat kalinya. Kejuaraan ini juga tercatat di Kalender Resmi Paralayang Dunia (Federation Aerosport International / FAI), sehingga hasil dari kejuaraan ini akan menentukan peringkat atlet dan juga peringkat Indonesia di kancah Internasional. Kegiatan ini terlaksana dengan didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pariwisata, dan juga Federasi Aero Sport Indonesia,” ujar Wahyu Yudha dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (14/8).

Wahyu menambahkan, saat ini paralayang Indonesia memang sangat diperhitungkan pada kancah Internasional. Berdasarkan peringkat resmi yang dikeluarkan oleh FAI, Indonesia menduduki peringkat satu dunia pada tahun 2018.

“Indonesia juga keluar sebagai juara umum pada Asian Games 2018 Cabor Paragliding, dengan memperoleh 2 Emas, 1 Perak, dan 3 Perunggu. Ini menjadi acuan kami untuk tampil lebih baik lagi,” ujarnya.

Dipilihnya Bukit Timbis sebagai lokasi pertandingan juga bukan tanpa sebab. Lokasi ini dianggap sangat ideal bagi kegiatan Paralayang, termasuk untuk melakukan sebuah Kejuaraan Internasional. Kontur bukit serta angin yang ada, sangat mendukung untuk terlaksananya sebuah lomba.

Selain itu, Desa Kutuh juga merupakan Desa yang memanfaatkan dana desa bagi pengembangan pariwisata, khususnya pariwisata yang berbasis sport tourism, yakni Paralayang.

Bahkan desa ini pun dikunjungi langsung oleh Presiden Jokowi pada bulan Mei 2019. Presiden Jokowi, berkenan hadir ke desa ini guna melihat perkembangan sport tourism terutama Paralayang.

“Paralayang menjadi salah satu kegiatan unggulan Desa Kutuh yang sangat potensial dikembangkan. Olah raga ini menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan juga wisatawan domestik (wisdom), untuk hadir ke Desa Kutuh. Banyak wisatawan yang datang dan mencoba langsung tandem paralayang. Apalagi sudah banyak pilot paralayang profesional yang hadir di destinasi ini,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, event memberi experience terbaik bagi Desa Kutuh. Dengan itu nama Desa Kutuh akan semakin dikenal dikancah internasional.

Selain itu paralayang menjadi layak untuk dikembangkan sebagai sport tourism di Indonesia. Apalagi Indonesia dikenal memiliki banyak lokasi Paralayang, namun baru beberapa saja yang dikembangkan secara baik, seperti Puncak Jawa Barat, Malang Jawa Timur, dan Nusa Dua Bali.

“Paralayang bisa menjadi salah satu atraksi wisata yang menarik bagi wisatawan yang datang ke Indonesia. Karena ini jelas akan akan memperbanyak pilihan atraksi bagi wisatawan. Makanya Kemenpar sangat mendukung event ini,” kata Ricky.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi digelarnya event tersebut. Event ini diyakini akan memberikan akselerasi bagi destinasi Bukit Timbis. Apalagi selama ini sport tourism terbukti efektif mengangkat destinasi wisata.

“Bali sudah diragukan sebagai destinasi sport tourism dunia. Apalagi destinasi ini menyuguhkan pemandangan yang luar biasa. Saya berharap kegiatan ini ini bisa menjadi pemantik semangat Desa Kutuh untuk menjadi spot paralayang terbaik di Indonesia,” ujar Menpar Arief.

Pria yang murah senyum itu juga menambahkan, selama ini sport tourism terbukti efektif mengangkat destinasi wisata. Apalagi saat ini tren sport tourism memiliki peningkatan yang pesat. Bahkan telah menjadi gaya hidup banyak wisatawan.

“Sport tourism efektif karena nilai media value atau media branding-nya tinggi. Media value yang didapat minimal bisa dua kali lipat dari direct impact turis yang datang, karena dipromosikan oleh media nasional dan internasional sebelum, sesaat, dan sesudah acara. Tentu efeknya akan bagus bagi pariwisata Bali yang merupakan gerbang pariwisata Indonesia,” ujar Menteri asal Banyuwangi tersebut. (**)

The post Bukit Timbis Bali Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Paralayang Asia appeared first on LIPUTAN.CO.ID.

Komentar