Makkah – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak seluruh nahdliyin untuk mengoptimalkan seluruh energi Nahdlatul Ulama (NU) guna kepentingan bangsa. Hal ini disampaikan Menag di hadapan ribuan peserta Silaturahmi NU se-Dunia Ke-18, di Makkah.
“Silaturahim ini adalah forum konsolidasi untuk menyatukan energi positif dari pada diaspora NU,” kata Menag, Kamis (08/08).
Menag mengilustrasikan ini seperti halnya umat Islam dari segala penjuru dunia yang berkumpul di Tanah Suci. “Kita di sini berharap mendapatkan keberkahan ilahi dan kemudian menebarkannya ke segala arah,” imbuh Menag.
Hadir dalam silaturahmi tersebut KH Anwar Manshur, KH Bunyamin Ruhiyat, Dubes RI Berkuasa Penuh Agus Maftuh Abegeibril, Konjen RI Herry Syarifudin, para Kyai sepuh serta ribuan warga Nahdhatul Ulama. “Saya berbahagia bisa hadir di sini. Ini adalah kali ke enam saya bisa menghadiri acara ini,” kata Menag.
Menag menyampaikan laiknya pelajaran fisika, ada tiga energi yang bisa dioptimalkan oleh kaum sarungan Nahdliyin. Yakni, energi potensial, energi kinetik, dan energi mekanik.
Menurut Menag, energi potensial sering disebut juga energi diam karena benda yang dalam keadaan diam saja dapat dianggap memiliki energi. “Dalam hal ini, NU diam saja tidak melakukan apa pun, orang sudah bisa menghitung sebegitu besar kekuatannya,” kata Menag.
Kedua, energi kinetik yaitu energi gerak yang besar kecilnya dipengaruhi oleh pola gerakan yang terjadi. “NU akan dianggap eksis jika dapat dirasakan atau dilihat gerakannya,” tutur Menag.
Sedangkan energi mekanik biasanya dikaitkan dengan pola penggunaan energi dan dampaknya. Pola gerak dan mekanisme yang kita lakukan dalam memanfaatkan energi akan memberikan dampak sesuai keinginan kita.
Menag mengibaratkan laiknya main badminton, ketika kita pukul bola, maka energi kinetik yang kita keluarkan akan menjadikan shuttlecock terbang dan memiliki energi potensial, kemudian jatuh dan memberikan dampak. Shuttlecock akan jatuh di posisi yang kita inginkan jika kita memukul dengan cara tertentu sambil memperkirakan daya jangkau, kondisi angin, dan seterusnya.
“NU juga begitu, ia akan menjadi seperti apa amat tergantung dari bagaimana kita mengoptimalkan energi yang dikandungnya,” imbuhnya.
Menag menyampaikan, kekuatan-kekuatan NU di berbagai sisi tidak akan ada artinya jika tercerai berai dan saling sikut. Orang NU menurutnya, boleh dan bisa di mana-mana, tapi keberadaannya harus konsisten membawa kepentingan NU.
“Tapi kepentingan NU di sini bukan berarti secara sempit sekadar untuk memperbesar organisasi. Lebih dari itu, kepentingan NU sesungguhnya sama dengan kepentingan bangsa dan negara,” kata Menag.
“Yakni, bagaimana mewujudkan maqashid syariah dalam kerangka NKRI yang berbhinneka tunggal ika. Bukan sebaliknya, mengangkangi konstitusi dan kesepakatan warga bangsa dengan formalisasi syariah maupun sebaliknya liberalisasi aturan,” tegas Menag.
Menag pun mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk meluruhkan segala perbedaan. “Kita satukan kembali energi ke-NU-an (ghirah nahdhiyah) dengan meneguhkan komitmen bersama sesuai cita-cita pendiri NU, yaitu Islahul Ummah atau perbaikan umat dalam berbagai bidang; agama, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya,” ajak Menag. (kemenag)
The post Silaturahmi NU Sedunia Ke-18, Menag Ajak Nahdliyin Optimalkan Energi untuk Bangsa appeared first on LIPUTAN.CO.ID.
Komentar