LABUAN BAJO – 10 Travel agent/tour operator (TA/TO) asal Timor Leste bertemu dengan 10 industri pariwisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Pertemuan dilakukan dalam Travel Dialog Familiarization Trip Media & TA/TO Timor Leste. Kegiatan berlangsung di Hotel Jayakarta Labuan Bajo, Rabu (31/7) malam.
Ke-10 Industri pariwisata Labuan Bajo itu, bergerak diberbagai bidang. Ada diving, leisure, hotel, persewaan kapal, hingga wisata laut dan honeymoon boat, serta tenun ikat,
Dalam kesempatan ini, industri pariwisata Labuan Bajo menawarkan kepada TA/TO Timor Leste sejumlah destinasi di sekitar Labuan Bajo. Khususnya, sekitar Pulau Flores dan Lembata
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani, event ini memiliki tujuan yang jelas.
“Goal dari event ini adalah meningkatnya kunjungan wisatawan asal Timor Leste ke Indonesia. Juga termasuk dalam strategi merealisasikan target kunjungan 10 juta wisatawan mancanegara ke Indonesia. Oleh sebab, itu, Travel Dialog antara TA/TO Timor Leste dan industri pariwisata Labuan Bajo cukup strategis,” katanya.
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani menilai Travel Dialog cukup baik. Karena para TA/TO Timor Leste bisa mendapatkan gambaran mengenai dunia industri pariwisata di Labuan Bajo.
“Konsep ini akan mempermudah mereka untuk menyusun paket. Atau strategi apa yang akan diterapkan. Karena mereka bertemu langsung dengan industri pariwisata Labuan Bajo. Mudah-mudahan terjadi deal antar mereka di pertemuan ini,” harap Ricky.
Travel Dialog dipandu Kasub Bidang Area IIB di Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Herbin Saragih. Menurutnya, TA/TO asal Timor Leste mengalami kesulitan dalam membuat paket. Khususnya paket wisata yang memiliki variasi.
“Secara budaya, alam dan beberapa hal lain, Timor Leste sama dengan kita. Potensinya besar. Memang ada masalah tiket. Yang membuat mereka ingin tahu, adalah cara membuat paket dengan banyak variasi. Dengan banyak range harga. Dari Travel Dialog, mereka mendapatkan pengetahuan akan hal itu,” katanya.
Menurut perwakilan dari Asita Labuan Bajo Getrudis, pihaknya selalu fair dalam membuat paket. Hal ini penting. Karena, menyangkut kenyamanan wisatawan.
“Kita memang mengenal sharing trip. Cukup murah memang. Tapi kenyamanan tidak terjamin. Kita fair menjelaskan jika sharing seperti ini. Kalau mau lebih nyaman bisa ambil yang private,” terang Getrudis.
Dijelaskannya, paket luxury akan melayani wisatawan dengan kapal mewah seperti Phinisi. Jika dianggap terlalu mahal, wisatawan memiliki pilihan lainnya, yaitu speed boat. Jika ingin paket yang lebih murah lagi, wisatawan bisa memiliki kapal deck dan kapal kayu.
“Teman teman dari Timor Leste harus baca hal seperti itu. Harus diperhatikan. Ketika tamu membayar mahal, berarti kualitas untuk mereka harus terjamin. Tapi kita tidak bisa paksakan. Makanya kita menyiapkan paket beragam. Ada berbagai opsi dan bervariasi,” terangnya.
Getrudis juga berharap TA/TO rajin mencari mencari informasi. Tentang siapa rekan yang bisa dirangkul. Atau bagaimana track recordnya. Dan harus direcheck lagi. Kenali TA/TO yang menjadi rekan agar tidak ada masalah.
Getrudis menilai kegiatan famtrip yang sedang diikuti akan sangat membantu dalam pembuatan paket wisata ke Labuan Bajo.
“Kalau kita mau menjual paket, kita benar-benar harus sudah pulang dari destinasi. Atau sudah dari trip. Biar lebih lengkap dalam membuat paket. Jadi kita tau apa kelebihan destinasi yang akan kita jual,” ulasnya.
Selain Getrudis, para peserta juga mendapatkan gambaran mengenai kondisi destinasi di Labuan Bajo. Khususnya, di tanah Flores.
Materi ini disampaikan Dirut Pemasaran Pemasaran Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Werry Sutanto.
“Labuan Bajo memiliki banyak pilihan destinasi destinasi. Baik laut maupun darat. Ada Pulau Komodo, atau Pulau Padar. Ada juga Goa Batu Cermin. Teman-teman Timor Leste yang dari Goa Batu Cermin pasti sudah mendengar cerita dari goa itu. Story telling itu menjadi nilai lebih buat wisatawan,” paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Labuan Bajo masuk dalam destinasi super prioritas. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang cerdas untuk menggarapnya.
“Menggelar dialog dalam famtrip termasuk ide yang bagus. Karena mempertemukan TA/TO langsung dengan industri. Mereka bisa sharing mengenai wisata di Labuan Bajo. Serta paket seperti apa yang bisa ditawarkan. Saya yakin impact dari kegiatan ini akan positif,” paparnya.(*)
The post TA/TO Timor Leste dan Industri Pariwisata Labuan Bajo Dipertemukan di Travel Dialog appeared first on LIPUTAN.CO.ID.