SUMBAWA – Festival Pesona Moyo 2019 resmi dibuka, Minggu (15/9) malam. Opening dilakukan di Halaman Kantor Bupati Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Pulau Moyo adalah ikon pariwisata Sumbawa. Moyo pun diyakini akan menjadi ibukota budaya di Tanah Air.
Keyakinan itu disampaikan Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang kebudayaan Taufik Rahzen. Bukan tanpa alasan ia memberikan penilaian itu. Sebab, Moyo memiliki keragaman budaya.
“Festival Pesona Moyo 2019 luar biasa. Tidak mudah jadi anggota CoE. Persaingannya ketat. Event juga punya karakter khas. Kami yakin, Pulau Moyo akan jadi ibu kota budaya di Indonesia. Pendampingnya Mandalika dan Labuan Bajo. Posisi Moyo juga tegak lurus dengan calon Ibu Kota Negara Indonesia,” tutur Taufik Rahzen, Minggu (15/9).
Ditambah lagi, Moyo yang masuk dalam kawasan Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora) telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh Unesco, 19 Juni lalu. Deklarasi penetapannya pun dilakukan melalui The 31st Session of the Man and the Biosphere Programme International Coordinating Council di Paris, Perancis.
“Popularitas Pulau Moyo tinggi dan dunia sangat mengenalnya. Salah satu pengakuan sudah diberikan oleh Unesco. Selain alam, ada banyak tradisi budaya yang masih hidup di dalamnya. Kami optimistis, status Pulau Moyo sebagai ibu kota budaya di Indonesia akan terwujud. Hal ini tentu akan menjadi keuntungan bagi Sumbawa sebagai destinasi wisata dunia,” kata Taufik lagi.
Pembukaan Festival Moyo sendiri menyajikan kekayaan budaya Moyo dan Sumbawa. Para pengunjung juga kompak mengenakan busana adat Sumbawa. Mereka datang lengkap dengan kain khas dan sarung tenun kre’sesek khas Sumbawa.
Bupati Sumbawa Husni Djibril mengatakan, gaung Pulau Moyo sangat kuat di mancanegara.
“Pulau Moyo sudah akrab di mancanegara. Ada banyak wisman yang datang ke sana. Hal ini pun bagus untuk branding. Partisipasi aktif masyarakatnya dalam mendukung pariwisata luar biasa. Sumbawa juga berkomitmen kuat dukung pembangunan pariwisata Indonesia. Sekarang yang harus didorong adalah optimalisasi aksesibilitas udara,” kata Husni.
Sumbawa memiliki 231 potensi wisata plus 9 desa wisata. Kekayaan tersebut disajikan dalam opening Festival Pesona Moyo melalui Tari Pajunyung. Tari garapan baru PLK Sumbawa ini sebagai representasi rasa hormat terhadap sesuatu yang memiliki derajat tinggi. Yaitu memposisikan seorang ibu dalam kedudukan mulia dalam keluarga dan masyarakat. Tingginya penghormatan itu ditegaskan melalui dulang yang dibawa penari.
“Pariwisata harus dimajukan. Masyarakat perlu lapangan pekerjaan dan meningkatnya kesejahteraan ekonomi. Pariwisata memiliki potensi cepat mendukung tercapai 2 hal itu. Pemda harus berani memberi subsidi untuk menunjang aksesibilitas. Destinasi harus dibangun menurut pangsa pasarnya dan banyak atraksi di dalamnya,” papar Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani meyakini kawasan ini akan dikunjungi lebih banyak wisatawan. Pariwisata akan berkembang di Sumbawa.
“Potensi pariwisatanya besar di sana. Seni dan budaya tradisi banyak dimiliki Sumbawa. Hal ini terlihat dari konten-konten otentik festival yang disajikan. Semuanya unik dan menarik,” jelas Rizki Handayani.
Dalam pembukaan Festival Moyo, ditampilkan juga Tari Jaran Raden Mas Pengantin. Tari tersebut bercerita Jaran Mendut. Kisah diambil dari cerita rakyat bumi Sasak di Lombok.
“Festival Pesona Moyo merepresentasi eksotisnya alam dan budaya di Sumbawa. Branding destinasi ini pun semakin kuat. Dari sektor pariwisata, Sumbawa akan lebih banyak menerima manfaat positif secara ekonomi. Mereka memiliki pasar kuat dari mancanegara,” tegas Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani.
Seni dan budaya lain juga ditawarkan melalui persembahan Sekeco, yang identik dengan Suku Samawa di Sumbawa. Dimainkan oleh 2 orang dengan masing-masing rebana di tangan. Rebana yang digunakannya bisa Ode, Rango, atau Kebo. Yang penting Rebananya harus sejenis. Kontennya berupa narasi yang dimuati Lawas Nasihat, Lawas Tau Loka, Lawas Muda-Mudi, dan Lawas Tode.
“Kami tetap merekomendasikan Festival Pesona Moyo dan aneka destinasi Sumbawa untuk dikunjungi. Event ini akan berlanjut hingga akhir September. Akan ada banyak kemeriahan yang disajikan festival. Siapapun yang berkunjung ke sana pasti akan dibuat terkesan,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang juga Menpar Terbaik ASEAN.(**)
The post Punya Keragaman Budaya, Pulau Moyo Diyakini Akan Jadi Ibu Kota Budaya appeared first on LIPUTAN.CO.ID.
Komentar