Unesco Tetapkan Sawahlunto Jadi World Heritage, Emma Yohanna: DPD RI Dorong Songket Silungkang Mendunia

Wisata & Budaya50 Dilihat

Sawahlunto – Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mengapresiasi kota Sawahlunto di Sumatera Barat (Sumbar) ditetapkan Unesco sebagai World Heritage atau Situs Warisan Dunia dengan nama Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto.

Menurut Anggota DPD RI asal Sumbar Hj Emma Yohanna, pasti penetapan tersebut disambut baik oleh masyarakat Sawahlunto untuk memasarkan produk kerajinan songketnya yang sudah kondang itu, yakni Songket Silungkang.

“Kita mengapresiasi bahwa Sawahlunto merupakan Warisan Dunia oleh Unesco. Maka Songket Silungkang juga harus bisa mendunia. Apalagi setiap tahun selalu mengadakan carnival mengenai Songket Silungkang,” kata Emma, di sela-sela acara Sawahlunto International Songket Silungkang Carnival (SISSCa) 2019 di Sawahlunto, Sumbar, Minggu (8/9/2019).

Menurut Emma, pada sebelum-sebelumnya sangat sulit mendapatkan Songket Silungkang dan dipakainya hanya pada event-event tertentu. Hal itu dikarenakan pembuatannya sangat rumit mengakibatkan harga Songket Silungkang menjadi mahal.

“Tapi sekarang pemerintah telah melakukan terobosan bagaimana Songket Silungkang menjadi pakaian kasual, maka diperlukan berbagai inovasi dari designer yang menjadikan Songket Silungkang bukan sekedar kain tapi souvenir ataupun pakaian kasual,” ucap Emma.

Senator asal Sumbar itu menilai, Songket Silungkang juga menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar. Lantaran Sumbar yang sebelumnya tidak memiliki industri atau pabrik besar, kini mulai tumbuh. “Justru yang menonjol kekayaan alamnya seperti sektor pariwisata. Kini Songket Silungkang juga menjadi kebanggaan masyarakat Sumbar,” ucapnya.

Dengan perpaduan pariwisata dan kerajinan Songket Silungkang, Emma yakin bisa menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Sawahlunto. Dengan begitu, income masyarakat Sawahlunto akan bertambah, otomatis akan membantu ekonomi keluarga.

“Sebenarnya kota Sawahlunto hanya salah satu, namun masih banyak daerah di Sumbar yang memiliki sentral industri dan budaya. Jadi setiap daerah memiliki khas songket masing-masing. Harapan kita ke depan Sumbar bisa lebih dikenal di negara-negara lain,” kata Emma.

Sementara itu, Dewan Kerajinan Nasional Lisa Mustafa Abu Bakar berharap dengan adanya SISSCa, Songket Silungkang bisa go international. Sehingga menambah daya tarik wisatawan datang ke Sawahlunto. “Ini akan berdampak pada perekonomian masyarakat di Sawahlunto. Untuk itu, kami terus mempromosikan Songket Silungkang agar bisa dikenal lagi,” tegasnya.

Lisa mengatakan adanya momen heritage dari Unesco, Songket Silungkang bisa dikenal lagi. Ke depan ia berharap bisa seperti Jember Fasion Carnival yang selalu ditunggu para wisatawan. “Harapan kita di Sawahlunto juga bisa seperti itu ‘Jember Fasion Carnival’. Tentu akan menambah kerajinan Songket Silungkang. Untuk itu momen ini harus kita angkat,” ujarnya.

Lisa juga berharap berharap ke depan ada MoU antara kabupaten/kota terdekat seperti Sijunjung dan Solok sehingga bisa sejalan dengan Sawahlunto. Maka wisatawan bila ke Sawahlunto bisa disambut budaya Minang-nya dari Solok dan Sijunjung.

“Maka kita harus bersinergi antara kabupaten/kota. Tidak hanya kabupaten/kota saja, pemerintah pusat juga bertanggungjawab dalam mengangkat kebudayaan di Minang. Semua harus bersinergi, dengan adanya UMKM ini sehingga membuka lapangan pekerjaan dan menambah perekonomian keluarga,” harapnya.

Senada dengan Lisa, Ketua Indo Jalito Peduli Astri Asgani mengatakan sebagai organisasi sosial yang menjadi salah satu penggagas SISSCa, bertujuan untuk memperkenalkan Songket Silungkang dari Sawahlunto agar bisa bersaing di kancah internasional. Tujuan lainnya yaitu memperdayakan perekonomian daerah dan keluarga di Sawahlunto.

“Ke depan ini harus menjadi tanggungjawab bersama baik pusat dan daerah untuk meningkatkan ekonomi di Sumbar khususnya Sawahlunto,” imbuhnya.

The post Unesco Tetapkan Sawahlunto Jadi World Heritage, Emma Yohanna: DPD RI Dorong Songket Silungkang Mendunia appeared first on LIPUTAN.CO.ID.

Komentar