Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Kajian Kebijakan Pemanfaatan Aspal Alam Indonesia (Asalindo), di Jakarta (15/10). FGD ini merupakan tindak lanjut dari MoU yang pada 27 Pebruari 2019 lalu antara BPPT dengan Bupati Buton, Sulawesi Tenggara.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT Yudi Anantasena memaparkan bahwa Pulau Buton menyimpan sekitar 80 persen dari total cadangan aspal alam dunia.
Aspal tersebut menurut Yudi tersebar di 43.000 Ha area di Pulau Buton yang diyakini tak akan habis hingga 100 tahun karena cadangannya yang melimpah.
Teknologi inventarisasi aspal alam yang pernah diaplikasikan oleh BPPT di Buton yakni melalui teknologi geolistrik 2d. 36 channel yang merupakan metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah.
Yudi menyebut saat ini telah disiapkan beberapa langkah strategis yang dilakukan antara lain BPPT telah berkerja sama dengan ECO-LOGIC (USA) dan Kapal Api Group (Perusahaan Swasta Nasional), ECO-LOGIC memiliki HAKI untuk solvent dan teknologi ekstraksi aspal alam Indonesia.
BPPT sebagai lembaga clearing house technology bertugas untuk merekomendasikan apakah teknologi yang diperkenalkan oleh ECO-LOGIC layak dan ekonomis untuk diterapkan di Indonesia.
Kapal Api Group, merupakan perusahaan swasta nasional yang memiliki IUP (Ijin Usaha Pertambangan) Operasi Produksi Aspal di Buton yang akan mengaplikasikan dan sekaligus mendirikan industri ekstraksi aspal alam Indonesia di Buton dengan memanfaatkan teknologinya ECO-LOGIC.
Aspal alam di Buton tidak semata hanya untuk pengaspalan jalan, tapi bisa juga di produksi menjadi produk-produk lainnya yang lebih ekonomis, jelas Yudi.
Sementara, Bupati Buton La Bakry mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang tidak ternilai harganya. Bupati juga mengajak rakyat Indonesia menjadikan Aspal Alam Indonesia menjadi aset negeri ini sehingga kita tidak kesulitan mencari bahan baku untuk pembangunan.
Bupati Buton menyebut aspal alam ini hanya terdapat di tiga tempat dan cadangan terbesar ada di Indonesia khususnya Pulau Buton, hanya saja belum dinilai dapat memberikan manfaat secara luas.
Kedepan, Bupati La Bakry berharap pemanfaatan aspal alam Indonesia tidak terbatas hanya dalam bentuk granul, aspal alam bisa digunakan dalam mensubstitusi aspal minyak untuk pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan. Hal tersebut harus segera di realisasikan melalui teknologi ektraksi yang dikembangkan dalam skala komersial sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku industri yang lebih tinggi nilainya, ujarnya.
Dikesempatan yang sama Assisten Deputi Infrastruktur Pertambangan dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Maritim Yudi Prabangkara mengungkapkan, aspal Buton adalah aspal alam yang telah 350 tahun dikelola sebelum Indonesia merdeka dengan total potensi sebaran mencapai 240.401 Ha, luasan itu terdiri 75.321 Ha yang berada dalam kawasan hutan dan 165.089 Ha diluar kawasan hutan.
Saat ini kata Yudi, reindustri aspal Buton memerlukan industri yang mengolah aspal Buton untuk memenuhi pasar antara lain Industri Hulu dengan perbaikan tata kelola industri pengolahan dan permurnian mineral. (bppt)
The post BPPT Dorong Peningkatan Nilai Tambah Aspal Buton appeared first on LIPUTAN.CO.ID.
Komentar