Jakarta – Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama bekerjasama dengan Bank Dunia (World Bank) dalam Realizing Education’s Promise (Madrasah Education Quality Reform). Program ini bertujuan meningkatkan mutu pengelolaan dan layanan pendidikan madrasah di lingkungan Kementerian Agama.
“Proyek ini diharapkan bisa betul-betul berfungsi instrumental dalam meningkatkan kualitas mutu madrasah,” ujar Dirjen Pendis Kamaruddin saat memberikan arahan dalam rapat Implementasi program Realizing Education’s Promise, Madrasah Education Quality Reform di Jakarta, Selasa (22/10).
Kamaruddin berharap program ini berjalan sesuai tahapan yang telah direncanakan. Dia meminta antar pihak saling mengawasi dan memonitor secara bersamaan. “Tata kelola program juga harus dipastikan dilakukan dengan baik dan benar, sehingga diperlukan komitmen dan kompetensi dalam pengelolaannya,” ujar Dirjen Pendis.
Realizing Education’s Promise dilaksanakan dalam waktu lima tahun, 2020 – 2024. Pelaksanaan proyek didanai oleh Bank Dunia sebesar Rp3,75 Triliun (USD 250 juta). Dengan dana yang sangat besar dan mencakup seluruh madrasah di Indonesia, Kamaruddin minta agar proyek ini mampu meningkatkan kualitas madrasah.
“Ekspektasi kita terhadap proyek ini sangat besar, sehingga sejumlah komponen bisa dilakukan adaptasi dengan reasoning yang memungkinkan misal dengan penambahan komponen digitalisasi pada madrasah,” jelasnya.
Dengan anggaran besar, lanjut Kamaruddin, Ditjen Pendis berkomitmen secara maksimal untuk memastikan bahwa proyek berjalan sesuai aturan, baik dari sisi konten, kualitas belanja, sampai tatakelolanya. Ia berharap program ini mampu menjadi instrument untuk mentransformasi mutu madrasah agar dapat berubah signifikan.
Perwakilan World Bank, Ratna Kesuma, mengatakan bahwa terkait dengan keberlanjutan program, World Bank akan membantu dan mendampingi serta memastikan bahwa semua sistem yang dipakai berjalan baik dan berkelanjutan. World Bank juga akan memastikan kesiapan program sebelum loan signing, loan effectiveness.
“Kami masih berkoordinasi dengan MoF untuk melakukan loan signing dan juga loan effectiveness tim PMU telah menyelesaikan POM dan AWP,” tuturnya.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah, Suyitno menyampaikan bahwa penguatan KKG/MGMP harus dibarengi dengan adanya base-line terhadap kompetensi guru, sehingga bantuan lewat KKG/MGMP ini mempunyai dampak yang signifikan. Hal ini juga harus melibatkan pengawas untuk memastikan bahwa penguatan kompetensi sesuai dengan target yang diinginkan.
Di samping itu, lanjutnya, hal penting dari program ini adalah pendataan pendidikan Islam. Integrasi data dibutuhkan untuk mendukung semua komponen dalam pelaksanaan program. (kemenag)
The post Kemenag dan World Bank Sinergi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah appeared first on LIPUTAN.CO.ID.