Bogor – “Lokakarya ini adalah salah satu kontribusi Indonesia untuk meningkatkan awareness para stakeholders regional mengenai pentingnya manajemen keselamatan dan keamanan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari rantai pasok kimia global,” kata Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri, Grata Endah Werdaningtyas saat membuka Lokakarya Manajemen Keselamatan dan Keamanan Rantai Pasokan Kimia untuk negara anggota OPCW di Asia Tenggara, di Bogor, Indonesia (19-21/11).
Di Lokakarya yang bekerja sama dengan Organization for Prohibition of Chemical Weapon (OPCW), Direktur KIPS menekankan 3 poin utama, yakni: pertama, pentingnya meningkatkan kesadaran mengenai keselamatan dan keamanan dalam menggunakan bahan kimia; Kedua, perlunya sinergi antara pemangku kepentingan, mulai dari sektor pemerintah, sektor swasta, dan akademisi; Ketiga, perlunya meningkatkan kerja sama internasional.
Halimatussaadiah Mat Som, OPCW Programme Officer of the International Cooperation Branch, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan kemitraan yang lebih kuat antara pemangku kepentingan untuk mempromosikan manajemen bahan kimia terintegrasi. Selain itu, dijelaskan juga peran OPCW untuk membantu negara-negara anggota dalam mengevaluasi kekuatan dan kesenjangan (gap) pengimplementasian mereka dalam Konvensi, termasuk manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia.
Kegiatan ini didukung oleh Chemical Security Program (CSP) di bawah naungan U.S. Department of State yang diwakili oleh Dr Allison Tolbert, Senior Program Advisor. Selain itu hadir pula 28 peserta dari 4 negara di kawasan (Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand) yang terdiri dari anggota Otoritas Nasional, lembaga pemerintah terkait, asosiasi industri kimia, akademisi, dan laboratorium yang terlibat dalam manajemen keselamatan dan keamanan kimia.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mempromosikan manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia di industri dan memperlihatkan pentingnya kolaborasi internasional dalam pengembangan kapasitas sebagai bagian dari implementasi Pasal XI Konvensi Senjata Kimia tentang Pengembangan Ekonomi dan Teknologi.
Selama kegiatan, peserta saling bertukar pengalaman dan best practices berkaitan dengan manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia seperti kerja sama Internasional, tantangan dan tren pengimplementasian konvensi, tinjauan umum, proses penilaian risiko kimia dan penilaian ancaman keamanan bahan kimia dan langkah-langkah mitigasi. Kegiatan ini juga digunakan sebagai wadah pertukaran perspektif dengan pelaku industri, evaluasi impor/ekspor pemantauan perdagangan bahan kimia, dan manajemen persediaan.
Lokakarya ditutup dengan kunjungan ke pabrik kimia PT BASF Care Indonesia untuk mengamati secara langsung praktik dari manajemen keselamatan dan keamanan bahan kimia yang terintegrasi dalam lingkungan industri kimia modern. (kemenlu)
The post Kontribusi Indonesia Memperkuat Kerja Sama Internasional dalam Promosikan Manajemen Keselamatan Dan Keamanan Bahan Kimia di Asia Tenggara appeared first on LIPUTAN.CO.ID.