Ciputat – Menag Fachrul Razi menegaskan bahwa pemerintah sadar dengan jasa tokoh agama dalam memperjuangkan kemerdekaan. Karenanya, pemerintah akan merangkul semua pihak dalam membangun bangsa.
“Tidak boleh ada umat dan organisasi Islam yang tertinggal ketika kita akan take off membangun bangsa,” terang Menag saat memberi pembekalan terkait Penanggulangan Radikalisme ASN Kementerian Agama, di Ciputat, Senin (09/12).
Kegiatan ini diikuti ASN Pusdiklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan dan Pusdiklat Teknis Administrasi. Dalam kesempatan itu, dilakukan juga teleconference dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang, Makassar, Surabaya, Medan, Padang, Banjarmasin, dan BDK Bandung.
“Kita akan ajak semua orang, tanya bagi yang mau diajak, untuk ikut membangun bangsa dan ikut menikmati kejayaan Indonesia,” tutur Menag.
Umat Islam adalah mayoritas penduduk di Indonesia, jumlahnya sangat besar. Karenanya, menurut Menag, maju mundurnya Indonesia, tergantung bagaimana sikap umat Islam.
“Kalau umat Islam mengedepankan sikap moderat, kita bisa jadi negara terkuat. Tapi kalau kita terpancing gaya lama, mungkin kita akan mundur,” ujarnya.
“Moderasi beragama adalah tuntutan. Jika tidak bermoderasi, akan tertinggal dan potensi pencerahan menjadi lebih tinggi,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abd Rahman Mas’ud melaporkan bahwa pihaknya telah melakukan diklat moderasi beragama dalam dua tahun terakhir. “Diklat moderasi beragama sudah dilakukan sejak tahun lalu. Alumni nya sudah 440 orang,” tutupnya. (kemenag)
The post Menag: Tidak Boleh Ada Umat Islam Tertinggal dalam Bangun Bangsa appeared first on LIPUTAN.CO.ID.