Lombok Barat – Gempa darat yang mengguncang Nusa Tenggara Barat pada Juli 2018, menjadi peristiwa yang tak terlupakan bagi masyarakat pulau berjuluk seribu masjid tersebut. Tak terkecuali bagi masyarakat Dusun Longserang Timur, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Kala itu, gempa berkekuatan 6,4 skala richter tersebut bahkan sempat menghentikan geliat masyarakat di dusun yang merupakan salah satu pilot project Kampung Zakat dari Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.
Progam Kampung Zakat, seperti Bedah Bale (bedah rumah) untuk sejumlah rumah tidak layak huni (rutilahu) pun terpaksa berhenti. “Saat itu, sebetulnya sudah ada lima unit rumah layak huni yang dibangun. Rumah yang baru dibangun itu kemudian rusak lagi akibat gempa,” kisah pengurus LAZ DASI sekaligus koordinator program Kampung Zakat Hindra Yulianta, Senin (16/12).
Hindra menuturkan, Kampung Zakat ini dilaunching pada Musyawarah Nasional Forum Zakat (FoZ) di Lombok, pada 1-3 Februari 2018 yang dihadiri Gubernur NTB, Menteri Agama, dan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika itu, bersama pengurus organisasi pengelola zakat se-Indonesia.
Kampung Zakat merupakan sebuah program kolaborasi antara Kementerian Agama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan sejumlah Lembaga Amil Zakat (LAZ). Program ini bertujuan untuk memberdayakan kaum dhuafa melalui pemanfaatan dana zakat. Pilot project program kampung zakat dilaksanakan di daerah tertinggal dengan memberi manfaat perubahan bagi peningkatan ekonomi mustahik.
Paska gempa, program kampung zakat pun terus berlanjut. Lima rumah baru yang rusak akibat gempa dibangun kembali. Rumah-rumah lain yang menjadi target program kampung zakat pun dibangun.
Bersama sejumlah LAZ lainnya, LAZ DASI hingga saat ini telah berhasil membangun sebanyak 24 unit rumah layak huni di Dusun Longserang Timur. “Rumah-rumah tersebut dibangun oleh lembaga-lembaga zakat yang berbeda. Oleh karena itu, desain setiap rumah dibangun sesuai dengan ciri khas lembaga masing-masing,” jelas Hindra.
Ia menambahkan, program infrastruktur berupa pembangunan rumah layak huni memang menjadi prioritas di Dusun Longserang Timur. Ini disebabkan, masih banyak warga kampung tersebut yang tinggal di gubuk-gubuk tidak layak huni.
“Saat ini juga sudah ada beberapa proposal yang masuk untuk membangun rumah layak huni baru. Tetapi semua memang perlu dilakukan secara sistematis, terencana, dan sesuai dengan prioritas” tuturnya.
Tak hanya infrastruktur perumahan, program yang berlangsung selama tiga tahun ini juga menyiapkan masyarakat Dusun Longserang Timur untuk mandiri dan berdaya secara sosial, ekonomi, dan keagaman. Program ekonomi untuk memberdayakan pengrajin anyaman ketak khas NTB bahkan sudah berhasil menembus pasar ekspor ke negeri Belanda dan Jepang.
Sementara di bidang dakwah ada pula program buka bersama di bulan suci Ramadhan, atau penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha. “Dulu saat potong hewan kurban, mungkin hanya menyembelih satu atau dua ekor sapi saja. Tapi terakhir ini alhamdulillah bisa mencapai sembilan ekor sapi, bantuan dari Forum Zakat,” ujar Hindra.
Pemberdayaan kampung zakat dilaksanakan secara terprogram dan sistematis. Setelah program Rutilahu dan pemberdayaan ekonomi dianggap cukup mencapai kemandirian, BAZNAS sendiri sudah memetakan program untuk satu tahun ke depan, yaitu di sektor pendidikan, dakwah, dan kesehatan.
Di bidang pendidikan akan dibangun PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), di bidang dakwah akan didirikan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ), sementara di bidang kesehatan BAZNAS akan membangun sejumlah fasilitas MCK.
Saat ini, bantuan program kemasjidan Kementerian Agama sudah digunakan untuk membangun tempat wudhu dan toilet masjid. Selain itu juga sudah dibangun sumur bor, mengingat kampung tersebut seringkali mengalami kekeringan di musim kemarau.
Saat ditanya harapan ke depan, Kepala Dusun Longserang Timur Ramli, berharap Kementerian Agama dapat terus membimbing kampung tersebut, terutama di bidang pembibitan sapi produktif yang akan dijalankan bergulir bagi seluruh warga.
“Lahannya sendiri saat ini sudah ada seluas 75 are. Akan tetapi memang masih diproses untuk sertipikasi wakafnya. Semoga ke depan bisa mendapat bantuan agar program ini juga bisa berjalan di kampung zakat Longserang Timur,” harapnya. (kemenag)
The post Sempat Terkena Gempa, Ini Perkembangan Kampung Zakat Longserang Timur NTB appeared first on LIPUTAN.CO.ID.