Kota Cirebon – Dalam rangka memperingati Hari Mangrove se dunia, Pemerintah Daerah Kota Cirebon bersama PPN Kejawanan Cirebon, Forum Lingkungan Hidup dan Budaya Nuswantara Cirebon, Laskar Agung Macan Ali Cirebon, GM FKPPI Kota Cirebon, TNI Al, TNI AD dan masyarakat pecinta lingkungan melakukan penanaman Mangrove di pantai Kejawanan, kota Cirebon, Minggu (26/7/2020).
Kegiatan acara yang dikemas dalam kegiatan bertajuk Mamo My Darling 2, atau Mari Move On Masyarakat Sadar Lingkungan 2 dibuka secara langsung oleh Wakil Wali Kota Cirebon Dra.Hj Eti Herawati dan di hadiri juga sejumlah masyarakat yang terdiri dari berbagai elemen, instansi pemerintah, dan komunitas, berkumpul menjadi satu untuk menanam mangrove di pantai Kejawanan Kota Cirebon.
Meskipun kegiatan ini dilakukan oleh puluhan, bahkan ratusan orang, namun tetap mengikuti protokol kesehatan, seperti menggunakan masker. Adapun bagi yang tidak sempat menggunakan masker, disediakan masker yang bisa dipakai. Sehingga, mereka yang sudah datang ke lokasi tidak perlu pulang ke rumah hanya untuk mengambil masker.
Kegiatan tersebut merupakan bentuk dari peringatan Hari Mangrove Sedunia, yang jatuh pada tanggal 26 Juli 2020. Bahkan uniknya, kegiatan peringatan Hari Mangrove Sedunia yang ada si Kota Cirebon ini, menjadi pusat kegiatan peringatan yang ada di nasional.
Inisiator kegiatan Mamo My Darling 2, yakni Prabu Diaz mengatakan bahwa ketika dirinya menginformasikan terkait pusat kegiatan peringatan Hari Mangrove Sedunia di Indonesia kepada Menteri Lingkungan Hidup, ternyata tidak ada kegiatan sama sekali.
“Akhirnya saya bilang ke ibu menteri, kalau di Cirebon ada kegiatan. Sehingga beliau pun menyetujui kalau kegiatan yang ada di Cirebon dijadikan sebagai pusat kegiatan peringatan Hari Mangrove Sedunia di Indonesia,” ungkapnya
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 10.000 bibit tanaman mangrove disebar dan ditanam di kawasan sekitar PPN Kejawanan. Pada tahun sebelumnya, memang sudah ada kegiatan Mamo My Darling 1. Sebanyak 10.000 bibit tanaman mangrove juga ditanam di tempat yang sama. Namun, akibat dari kondisi alam dan kurangnya perawatan, akhirnya tanaman mangrove yang sudah ditanam ini menghilang dan rusak.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, Abdul Syukur menjelaskan, memang diperlukan adanya perawatan dan pemeliharaan setelah adanya penanaman ini. Sebab, kondisi cuaca yang masih belum stabil, akan bisa merusak bibit-bibit mangrove yang masih kecil.
Dalam bibir pantai Kota Cirebon yang membentang sejauh 7 km dari Utara hingga selatan, lanjut Syukur, hanya sekitar 13 hektar kawasan yang masih ditanami mangrove, yakni di kawasan PPN Kejawanan dan Kesunean. Jumlah segini tentunya akan ditambahkan lagi ke depannya.
“Ada salah satu dari program Kementerian yang akan menanam mangrove secara nasional. Kita akan menjadi bagian dari program tersebut,” jelasnya.
Sementara Kasubdit Restorasi Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan, Hery Gunawan, potensi Cirebon sangat besar untuk dijadikan sebagai destinasi wisata mangrove. Karena itu, pihaknya akan melakukan bantuan dana produktif yang bisa meningkatkan sumber daya yang ada di sekitar.
“Bisa dengan restorasi dan pengembangan ekosistem yang ada di wilayah pantai,” ungkapnya.(JS).