Prosesi Jumenengan dan Tahlil 40 hari Sultan Kasepuhan Secara Sederhana dan Menerapkan Protokol Kesehatan

Kilas Cirebon62 Dilihat

Kota Cirebon – Prosesi Jumenengan atau penobatan PRA Luqman Zulkaedin menjadi Sultan Sepuh XV, sekaligus peringatan 40 hari wafatnya Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, akan dilaksanakan secara sederhana dan menerapkan protokol kesehatan, karena masih dalam masa pandemi Covid-19.

Pangeran Chaidir Susilaningrat salah satu wargi Keraton Kasepuhan Cirebon, mengatakan prosesi penobatan yang akan dilaksanakan pada Minggu (30/8/2020) nanti, jumlah yang diundang akan terbatas, yakni sekitar 100 orang. Karena itu, penerapan protokol kesehatan dalam prosesi penobatan nanti akan diterapkan secara ketat.

“Di Cirebon ini menanjak penyebarannya (Covid-19), sehingga akan kita sepakati undangannya terbatas dan menerapkan protokol kesehatan, sesuai dengan ketentuan pemerintah,” ungkapnya, Jumat (28/8/2020).

Chaidir menjelaskan, ada beberapa undangan yang sudah mengkonfirmasi untuk datang. Salah satunya adalah Gubernur Jawa Barat. Beberapa pondok pesantren dan wargi keraton juga akan diundang.

“Raja dan sultan se-Nusantara juga kita undang, termasuk dari keraton-keraton yang ada di Cirebon,” ungkapnya.

Chaidir menambahkan, adapun beberapa pihak yang menolak tentang adanya penobatan nanti, hal tersebut merupakan pengungkapan pendapat saja. Sehingga, dirinya yakin mereka tidak akan melakukan tindakan yang anarkis dan melanggar hukum. Apalagi, mereka masih keluarga besar Kesultanan Cirebon.

“Mereka yang mengaku keturunan keraton, pastinya punya tata krama. Sehingga tidak akan mengganggu jalannya penobatan Sultan Sepuh XV,” tutupnya. (JS).

Komentar