Kota Cirebon – Keraton Kasepuhan Cirebon, kembali meluncurkan aplikasi berbasis android yang bertujuan memberikan kemudahan bagi para wisatawan saat berwisata.
“Aplikasi yang kita luncurkan ini bernama Gwido dan diharapkan bisa menjadi teman bagi para wisatawan,” ucap Ratu Alexandra selaku kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK).
Aplikasi digital berbasis android dengan nama “GWIDO”, aplikasi ini bisa menjadi panduan untuk berwisata bagi para wisatasan baik asing maupun lokal.
Pada launching aplikasi kali ini, BPKK melanjutkan program yang sudah di rilis oleh almarhum Sultan Sepuh Kasepuhan PRA. Arief Natadiningrat pada tahun 2020 yang lalu. Hal tersebut dikarenakan, satu bulan usai lauching aplikasi Gwido, Indonesia mengalami pandemi covid-19 hingga memaksa aktifitas kunjungan di Keraton Kasepuhan ditutup.
Kepala BPKK, Ratu Alexandra mengatakan, Pariwisata dan Budaya harus kita jaga dan lestarikan. Gencarnya budaya asing yang masing melalui media elektronik dirasa sangat mengkhawatirkan demi keberlangsungan budaya Indonesia.
“Budaya saat ini sudah dipandang sebelah mata, maka kita berkewajiban untuk menjaganya” katanya.
Menurut Alexandra, sudah saatnya pariwisata berbasis sejarah dan budaya ditopang dengan dunia digital. Pasalnya, saat ini hampir sebagian masyarakat, telah menggunakan smartphone sehingga bisa mengakses apa saja tentang sejarah dan budaya khsususnya Cirebon.
“Ini sebegai wujud keseriusan Keraton Kasepuhan terhadap budaya dan pariwisata, tentu ini menjadi konsen dari Kasultanan untuk terus melestarikan dan mendukung budaya dan pariwisata Kota Cirebon,” ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Director CV. Akses Digital, Faisal Kabar menjelaskan, kata GWIDO sendiri, dalam bahasa polandia memiliki arti pemimpin. Nama tersebut awalnya berasal dari plesetan Guide yang berarti Pemandu.
“Rencananya kita mau beri nama Pandawa, namun nama tersebut banyak di aplikasi store jadi supaya tidak lebih repot kita beri nama “GWIDO” dengan asal kata “Guide” yang berarti pemandu” jelasnya.
Dari Aplikasi “GWIDO”, lanjut Faisal, pengunjung akan bisa menikmati tampilan 3D ke dunia nyata dalam waktu bersamaan. Sehingga terkesan menarik dan unik, jika dalam bahasa indonesia teknologi tersebut disebut dengan Realitas Tertambah.
“Selain itu, “GWIDO” juga dilengkapi juga dilengkapi tiga fitur lainya, seperti Informasi, acara kebudayaan Keraton Kasepuhan, dan Fitur bilingual. Fitur informasi disini memuat sejarah atau informasi detail mengenai berbagai objek musem dan bangunan-bangunan (baluarti) yang ada di Keraton Kasepuhan Cirebon dan Gua Sunyaragi,” tambahnya.
Ada juga fitur acara yang menginformasikan pengguna agar tidak ketinggalan berita, dan acara-acara yang disediakan disana. Tidak hanya turis domestik, aplikasi ini juga dapat digunakan oleh turis asing sebagaimana terdapat fitur bilingual dalam aplikasi ini yang memuat dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
“Kalau untuk wilayah Indonesia, Keraton Kasepuhan menjadi tempat pertama yang menggunakan aplikasi digital untuk memudahkan wisatawan dalam mengenali sejarah dan budaya di Cirebon,” pungkasnya.
Dari aplikasi ini, Keraton Kasepuhan berharap Budaya dan Pariwisata di Kota Cirebon bisa lebih dikenal lagi oleh masyarakat di Indonesia dan juga Mancanegara.(JS).