Kota Cirebon – Panglima Tinggi Laskar Agung Nuswantara Prabu Diaz menegaskan bahwa spekulasi netizen terkait kasus Vina mengalihkan fokus dari inti masalah. Kasus ini kembali mencuat setelah film “Vina Sebelum Tujuh Hari” menjadi viral dengan lebih dari tiga juta penonton.
“Sejak film tentang kasus Vina menjadi viral, banyak komentar di media sosial yang mengaburkan fokus utama, yaitu kematian Eki dan Vina,” ujar Panglima Tinggi. Ia mengingatkan bahwa masih ada tiga tersangka yang belum tertangkap, dan polisi menghadapi kesulitan dalam mencarinya meskipun identitas mereka sudah diketahui.
Prabu Diaz juga menyoroti bahwa banyak spekulasi mengaitkan kasus ini dengan pejabat tinggi atau mantan Kapolres Adi Vivid. Beliau menjabat sebagai Kapolres Cirebon Kota pada Desember 2016, sedangkan kasus Vina terjadi pada Agustus 2016. Jadi, tidak mungkin Adi Vivid merekayasa kasus yang terjadi lima bulan sebelum dia menjabat
“Masyarakat harus berterima kasih kepada Indra Jafar, yang mengungkap kasus ini ketika menjabat Kapolres Cirebon Kota, sebelum kasusnya dilanjutkan oleh Polda Jawa Barat,” tambahnya.
Ia meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan fitnah atau berita bohong dan mendukung polisi dalam pengungkapan kasus. “Kami berharap netizen dapat membantu dengan informasi relevan dan tidak mengganggu proses hukum,” tegasnya.
Prabu Diaz mengIngatkan jangan menebarkan fitnah, berita bohong apalagi sekarang ada Undang – Undang ITE, Netizen dan masyarakat harus cerdas dan pintar jangan sampai tergiring opini yang tidak jelas dan tidak berdasarkan Fakta di lapangan.
Prabu Diaz mengapresiasi pihak kepolisian yang terus berupaya mengungkap kebenaran. “Terima kasih kepada semua pihak yang bekerja keras. Kami berharap keadilan segera ditegakkan,” pungkasnya.(Jums)
Komentar