Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon Klarifikasi Kericuhan di Alun-alun Sangkala Buana

Kota Cirebon,- Patih Sepuh Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Goemelar Soeryadiningrat, memberikan klarifikasi terkait insiden kericuhan yang terjadi di Alun-alun Sangkala Buana pada Rabu (2/10/2024). Kericuhan tersebut terjadi saat berlangsungnya diskusi antara pihak Heru alias Kuda Putih, yang difasilitasi oleh Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali, Prabu Diaz.

Dalam konferensi pers yang digelar, PRA Goemelar menegaskan bahwa pihak Keraton tidak pernah memerintahkan atau mendukung adanya tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun.

“Sebetulnya, tidak ada konflik yang harus terjadi hari ini. Diskusi tersebut hanya bertujuan untuk menjelaskan silsilah atau nasab, serta mengklarifikasi isu terkait pemberian anugerah,” ujar Goemelar, didampingi PRA Nusantara.

Goemelar menambahkan bahwa kericuhan tersebut mungkin dipicu oleh ketidakpuasan masyarakat terhadap penyampaian informasi yang kurang baik di media sosial.

“Masyarakat merasa resah dengan bahasa-bahasa yang mungkin kurang pantas di media sosial, sehingga timbul reaksi berlebihan. Namun, kami di Keraton tidak pernah menyetujui atau memerintahkan tindakan kekerasan tersebut,” tegasnya.

Lebih lanjut, Goemelar turut menyinggung masalah klaim pewarisan tahta Kesultanan yang mencuat setelah wafatnya Sultan Sepuh Arif.

“Setelah Sultan Arif wafat, sejumlah pihak mulai mengklaim sebagai keturunan yang sah dan merasa berhak atas Kesultanan. Sebenarnya, masalah ini tidak ada hubungannya dengan Keraton, tetapi mereka mencoba mengaitkannya dengan silsilah Sultan yang ada sekarang,” jelasnya.

Di akhir pernyataannya, PRA Goemelar menekankan pentingnya penyampaian sejarah yang jujur dan tanpa kepentingan pribadi.

“Harus ada kejujuran dalam menyampaikan sejarah. Jangan sampai ada kepentingan pribadi yang diselipkan di dalamnya,” pungkas Goemelar.(Jums)