Di Pangandaran, Kementan Lepas Ekspor Kelapa ke Australia dan Salurkan Bantuan Petani

Nasional48 Dilihat

Pangandaran – Pada pertemuan Apresiasi dan Singkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) 2019 di Jawa Barat yang dihelat di Kabupaten Pangadaran, Jumat (29/3), Kementan menyalurkan bantuan kepada para petani secara langsung senilai Rp 5 miliar dan melepas ekspor kelapa bulat asal Pangandaran ke Australia sebayak 15 ton dan kayu olahan (barecore) ke Tiongkok 591,317 m3 yang totalnya nilai ekspor sebesar Rp 1,85 milyar. Ekspor kayu olahan ini wajib dilakukan pemeriksaan Badan Karantina Pertanian sehingga bisa diterima negara tujuan.

“Kita bangga dengan petani dan pelaku usaha agribisnis di Pangandaran. Pintar melihat peluang dan potensi yang ada,” kata Kepala Badan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kementan, Momon Rusmono yang hadir mewakili Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman pada pertemuan apresiasi dan sinkronisasi di Lapangan Ketapang Doyong, Pangadaran.

Hadir Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagiyoni, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jami, dan lebih dari 12 petani, santri tani, pendamping desa, penyuluh pertanian.

Tercatat luas perkebunan kelapa di Pangandaran yang tersentra di 5 kecamatan Kalipucang, Sidamulih, Parigi, Cijulang, Cimerak mencapai 33.400 hektare. Dari luas tersebut, 21 ribu hektare yang memproduksi kelapa, sedangkan sisanya disadap atau dideres untuk bahan gula.

Momon mengungkapkan Kementan mengapresiasi pelaku bisnis yang mengekspor komoditas kelapa asal Pangandaran ke mancanegara. Kementan pun mendorong pada para petani muda agar tidak hanya memproduksi, namun juga bisa menjual produk yang telah diolah bahkan hingga ekspor.

“Lewat Barantan kami luncurkan program Agro Gemilang, manfaatkan. Ini program bersama kami untuk mencetak eksportir baru dibidang pertanian,” ungkapnya.

Karena itu, Momon menegaskan Kementan berharap dengan ekspose ekspor berbagai komoditas pertanian di berbagai media, masyarakat semakin sadar bahwa banyak yang bisa kita ambil manfaatnya.

“Kami minta agar semua yang kita miliki ini harus tetap dijaga dari ancaman bioterorisme global berupa hama dan penyakit yang dapat merusak sumberdaya alam kita,” tegasnya.

Terkait bantuan ke petani, bantuan Kementan senilai Rp 5 miliar tersebut berupa alat dan mesin pertanian seperti traktor roda dua, handsprayer, cultivator dan pompa air. Selain itu berupa kegiatan PUPM (Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat), domba, benih pala, benih kelapa dalam 6.000 batang, benih sayur dan mangga, juga sarana produksi cabai, manggis, pisang dan pascapanen cabai.

Bantuan juga berupa benih padi varietas inpari 32, 33, 42 dan 43 serta power threser. Disalurkan pula ayam umur empat minggu beserta pakan, vaksin dan kandangnya.

“Pesan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bantuan ke petani ini jangan dikurangi, bila perlu ditambah. Melalui bantuan ini, kami berharap produksi pertanian di Kabupaten Pangandaran meningkat dan sekaligus bisa mensejahterakan petani,” tuturnya.

Momon menjekaskan hal ini sesuai dengan visi pemerintahan Jokowi-JK untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. Kementan sendiri memiliki visi guna mewujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia di tahun 2045. Di antara program terobosan Kementan yakni Salah satu program terobosan Kementan yaitu mekanisasi pertanian, memperbanyak benih unggul dan peningkatan SDM pertanian yang unggul.

Hasilnya, lanjut Momon, selama pemerintahan Jokowi-JK, berdasarkan data BPS, penduduk miskin di pedesaan berkurang 10,87% dan sebagian besar andilnya adalah sektor pertanian. Di Kabupaten Pangandaran sendiri, tingkat kemiskinan turun 9%.

“Ini bukti keberhasilan pembangunan pertanian saat ini. Bukti yang kedua, Nilai Tukar Usaha Pertanian tahun 2018 ini meningkat 5,39 persen jika dibandingkan tahun 2014 dan Nilai Tukar Petani naik 0,22 persen,” jelas Momon.

“Ini bukti dari data BPS, artinya pemerintah sudah on the right track. Arahan dan mimpi Presiden Jokowi terwujud bahwa kedaulatan pangan itu beriringan, ujung-ujungnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” pintanya.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementan, Ali Jamil yang turut mendampingi pelepassn ekspor tersebut menambahkan hingga Maret 2019 ekspor kelapa yang disertifikasi lewat Karantina Bandung sebanyak 78 ton atau senilai Rp. 2,69 M sedangkan pada 2018 total ekspornya mencapai 182 ton atau serata Rp. 6,28 M. Untuk komoditas barecore yang disertifikasi Karantina Bandung hingga Maret sejumlah 22.760,1412 m3 dengan nilai Rp. 45,52 M.

“Selain itu terdapat juga beberapa komoditas unggulan ekspor dari Jawa Barat yang disertifikasi Karantina Bandung diantaranya kakao, makanan kering, teh dan kopi biji, dengan tujuan negara diantaranya Afrika Selatan, Brazil, Australia, Anerika Serikat, Jepang hingga Swis,” sebutnya.

Adapun menurut data BPS, nilai ekspor komoditas pertanian dari Jawa Barat memiliki kecenderungan peningkatan. Pada tahun 2015 nilai ekspor komoditas pertanian Jabar mencapai 202,49 juta USD, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 184,31 juta USD dan pada 2017 sebesar 264,16 USD.

Menurut Jamil, jika membicarakan potensi pertanian Jawa Barat maka tidak akan pernah selesai. Sesuai arahan Mentan Amran, Jamil juga mengingatkan pada warga Pangandaran dan Jawa Barat pada khususnya agar selalu melaporkan ke petugas karantina jika membawa komoditas pertanian dari luar negri maupun antar area dalam wilayah NKRI.

“Ini memang seperti hal kecil, tapi sangat penting untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam kita,” tuturnya.

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata mengatakan Kabupaten Pangandaran yang berumur 6 tahun sedang membangun dengan memiliki satu tujuan dan komitmen pada pengembangan pembangunan pertanian bisa berhasil dengan indikator kesejahteraan petani meningkat. Karenanya Jeje mengapresiasi program Kementan karena benar-benar membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Hasilnya, di tahun 2018 produksi padi di Pangandaran surplua 21 ribu ton.

“Kami sangat merasakan akan peran kebijakan pemerintah pusat. Faktanya, kartu tani jaman dulu ketika mau tanam pupuk susah, ketika panen pupuknya ada dan akses permodalan susah. Tapi dengan kartu tani sekarang, pupuk tersedia dan akses ke perbankan melalui KUR sudah mudah. Alhamdulillah ada 27 ribu petani yang sudah mengakses kartu tani,” ungkapnya.

“Hari ini kita kembali mendapat bantuan yang sangat banyak untuk petani Pangandaran. Tentu kita bahagia. Mudah-mudah bantuan terus diberikan agar petani semakin sejahtera,” pungkas Jeje.

Perlu diketahui, pada pertemuan apresiasi ini, Mentan Amran juga memberikan aplikasi I-MACE pada Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata. Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports merupakan sebuah layanan dari Badan Karantina Pertanian, Kementan yang memberikan informasi berupa komoditas unggulan ekspor di masing-masing wilayah. Tujuannya adalah untuk mempermudah pemerintah daerah dalam memetakan dan agar bisa mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya.

The post Di Pangandaran, Kementan Lepas Ekspor Kelapa ke Australia dan Salurkan Bantuan Petani appeared first on LIPUTAN.CO.ID.

Komentar