Beredarnya isu penculikan anak tidak hanya membuat cemas para orang tua, namun pedagang juga dibuat merugi.
Beberapa hari lalu sempat terjadi salah paham di Kecamatan Sengah Temila.
Pedagang keliling penjual kasur menggunakan mobil sempat diduga pelaku penculikan anak.
Isu penculikan anak juga berdampak bagi para pedagang keliling di Kabupaten Melawi.
Mereka selalu dicurigai bahkan sering mendapat perlakuan kurang bersahabat. Hal tersebut sangat berdampak kepada penghasilannya.
Seperti yang diceritakan oleh Is, 38, dan Ilham, 35, pedagang lampu emergensi.
Mereka masuk ke kampung-kampung menjajakan dagangannya. Kedatangan mereka selalu dicurigai dan diminta identitasnya.
Bahkan para ibu-ibu rumah tangga enggan membuka pintu rumahnya, ketika mereka hendak menawarkan barang dagangannya.
Selain itu, seorang pemuda nyaris babak belur dihajar warga Gamer, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jateng, Senin (13/3) sekitar pukul 5 sore.
Pasalnya, pemuda yang belakangan diketahui bernama Fangga Dwi Agusta (22), warga Desa Petodanan, Proyonanggan Tengah, Batang, dan diduga mengidap gangguan jiwa itu dikira akan menculik seorang anak.
Beruntung, saat itu, ada polisi yang tak lain merupakan anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Gamer, Aiptu Khamim mendapat laporan warga dan bisa langsung ke TKP karena sedang berada di dekat lokasi. Demikian pula anggota Babinsa setempat.
Pemuda tersebut kemudian diamankan di kantor kelurahan, lalu dijemput Kapolsek Pekalongan Timur ke mapolsek setempat guna dimintai keterangan, sebelum akhirnya diantarkan pulang oleh petugas ke rumahnya di Batang.
Menurut keterangan yang diperoleh dari saksi warga maupun pemuda yang bersangkutan, peristiwa itu berawal ketika pemuda tersebut berjalan kaki di wilayah Gamer, Pekalongan Timur.
Lalu, pemuda yang diketahui sebagai nelayan itu, bertanya sebuah alamat ke seorang anak kecil.
Saat itulah, diduga ada warga yang melihat dan mengira kalau pemuda itu hendak menculik anak tersebut. Sontak saja, info itu menyebar dan warga berdatangan ke lokasi.
Belakangan didapatkan informasi kalau pemuda tersebut warga Proyonanggan Tengah, Batang, dan mengidap gangguan jiwa.
“Anggota kita mengantarkan yang bersangkutan ke rumah keluarganya. Ternyata menurut keluarganya, dia memang menderita gangguan jiwa,” ungkap Agus.
Pemuda bernama Fangga itu sudah pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa di Magelang.
Kemudian sempat ikut melaut menjadi nelayan. Kemudian, beberapa bulan lalu, pemuda itu ditinggal pergi kakak kandungnya.
Meninggalnya sang kakak itu membuat kondisi kejiwaan yang bersangkutan kembali terganggu.
Lalu, dampak isu penculik anak berpenampilan seperti orang gila atau gembel yang belakangan ini menyebar lewat pesan pendek dan media sosial, semakin tidak terkendali.
Bahkan kini sudah ada korban jiwa jatuh akibat isu yang belum jelas kebenarannya tersebut.
Seorang pria tanpa identitas tewas dihakimi massa di Cilegon, Banten, Sabtu (18/3) malam. Peristiwa mengenaskan ini terjadi tepatnya di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Kota Cilegon, Lingkungan Kracak RT 12 RW 04, Kelurahan Banjarnegara, Kecamatan Ciwandan.
Informasi yang berhasil dihimpun, massa yang jumlahnya mencapai ratusan orang itu mencurigai korban sebagai penculik anak. Seperti isu yang tengah berkembang di sejumlah media sosial belakangan ini.
Padahal hingga berita ini dimuat, tidak ditemukan bukti bahwa pria yang tewas tersebut merupakan pelaku penculikan, yang menyasar anak-anak. (fajar)