Pencapaian Akademis Doktoral AHY Perkuat Peran Politik Menuju Indonesia Emas 2045

Nasional68 Dilihat

JAKARTA – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meraih gelar doktor dengan predikat cum laude dari Universitas Airlangga (Unair). Pencapaian akademis ini tidak hanya memperkuat ketokohan politiknya, tetapi juga menunjukkan kemampuannya dalam bidang akademik yang semakin mumpuni.

Anggota DPR, Herman Khaeron, mengapresiasi pencapaian ini dan menyatakan bahwa politisi tidak hanya dituntut untuk mahir dalam retorika, tetapi juga harus memiliki fondasi akademis yang kuat. “Saya bangga Pak AHY berhasil menggabungkan keahlian politiknya dengan kemampuan akademis yang luar biasa,” ujar Herman. Ia berharap AHY dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengambilan kebijakan, terutama untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan bangsa.

Dalam sidang doktoralnya yang berlangsung pada Senin (7/10/2024), AHY mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Transformational Leadership and Human Resources Orchestration towards Indonesia Emas 2045”. Disertasi ini fokus pada mempersiapkan Indonesia menghadapi peluang dan tantangan menuju Indonesia Emas 2045, dengan memanfaatkan bonus demografi secara optimal.

Herman Khaeron juga menambahkan bahwa Indonesia Emas 2045 adalah kesempatan bersejarah yang tidak dimiliki banyak negara. Untuk itu, peran serta akademisi dan politisi sangat dibutuhkan dalam merumuskan kebijakan yang tepat berbasis ilmiah.

AHY menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian ini dan berharap dapat berkontribusi lebih besar bagi kemajuan Indonesia. “Saya ingin Indonesia terus tumbuh, ekonominya makin maju, dan kesejahteraannya meningkat,” ucapnya. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar bonus demografi tidak terbuang sia-sia, serta mendorong tumbuhnya industri yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

Sebagai putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), AHY menegaskan perlunya sinergi antara akademisi dan politisi dalam pengambilan keputusan yang berlandaskan kajian ilmiah. “Kontribusi akademisi sangat diperlukan untuk memberikan pemikiran yang mendalam dalam setiap kebijakan politik,” tambahnya.(Jums)