Jakarta, liputan.co.id – Anggota Komisi I DPR RI Arwani Thomafi menilai sikap Amerika Serikat dan Israel yang keluar dari keanggotaan United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) per tanggal 1 Januari 2019, menunjukan sikap arogan dan rendahnya semangat perdamaian di Palestina.
Sikap yang dipicu dari kebijakan UNESCO yang dinilai bias anti-Israel karena mengecam pendudukan Israel terhadap Yerusalem Timur, menyatakan situs-situs kuno Yahudi sebagai situs warisan Palestina, dan memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina tahun 2011.
“Sikap AS dan Israel ini kian menunjukkan watak aslinya khususnya dalam menyikapi persoalan di Palestina. Padahal, sikap UNESCO merupakan keputusan yang memiliki pijakan dan dasar. Seperti soal lolosnya 12 Teks Timur Tengah oleh UNESCO merupakan hasil kesepakatan antara Israel dan negara-negara di Timur Tengah,” ungkap Arwani, lewat rilisnya, Senin (8/1).
Menurut politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini, sikap Amerika Serikat dan Israel ini juga linier dengan tindakan pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem beberapa waktu lalu. Tindakan ini jelas mencederai semangat perdamaian yang digagas untuk Palestina dan Israel.
Dalam hal ini imbuh Arwani, Indonesia konsisten dalam penyikapan Palestina sebagaimana amanat konstitusi tentang kemerdekaan Palestina. “Berbagai upaya harus terus dilakukan untuk memastikan tidak tertutupnya jalan menuju kemerdekaan Palestina,” pungkasnya.
The post Keluar dari UNESCO, AS dan Israel Dinilai Antiperdamaian appeared first on LIPUTAN.CO.ID.