JAKARTA – Nestlé Indonesia baru saja meluncurkan kampanye ‘Awali Hari Baik dengan Nestlé’ pada Minggu, 17 Februari 2019 di Taman Menteng, Jakarta. Acara serupa juga dilakukan di 8 kota lainnya yaitu, Medan, Palembang, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Balikpapan, Bitung, dan Makassar. Sebanyak lebih dari 10.000 pengunjung berpartisipasi dalam ragam acara yang ditawarkan termasuk senam Zumba dan sarapan bersama di 9 kota tersebut. Upaya ini merupakan salah satu bentuk nyata atas komitmen Nestlé Indonesia untuk membantu 50 juta anak di seluruh dunia menjalani hidup yang lebih sehat pada 2030.
Eka Herdiana, Corporate Nutritionist dari Nestlé Indonesia, membagikan beberapa informasi menarik terkait pemenuhan sarapan sehat dan bergizi di sesi bincang santai saat peluncuran kampanye Awali Hari Baik dengan Nestlé di Jakarta. Adapun beberapa hal-hal tersebut terangkum dalam ulasan di bawah ini.
Sarapan penting untuk menyediakan energi dan zat gizi lain yang telah digunakan saat tidur
Sarapan merupakan asupan pertama yang diberikan kepada tubuh di awal hari. Perlu diketahui bahwasannya tubuh kita tetap beraktivitas dan melakukan revitalisasi (memperbaiki sel-sel yang rusak) saat tidur. Setelah bekerja selama tidur, tubuh memerlukan energi dan zat gizi untuk berfungsi dengan baik. Dengan demikian sarapan memiliki peranan penting dalam penyediaan kebutuhan gizi di pagi hari sehingga kita siap memulai hari.
Dengan pemenuhan asupan yang mencukupi saat sarapan, dampaknya pun akan terasa. Khususnya bagi anak-anak, sebuah penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi sarapan setiap hari memiliki performa akademis 4x lebih baik dari mereka yg tidak sarapan. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk mendisiplinkan anak dalam mengonsumsi sarapan setiap harinya. Tentunya orang tua juga perlu memberi contoh dengan juga teratur mengkonsumsi sarapan.
Sarapan tidak hanya kenyang, terapkan prinsip ABC (Atur-Baca-Cukupi) untuk penuhi asupan sarapan yang bergizi.
Saat mengonsumsi sarapan yang penting untuk diingat adalah “porsinya tepat dan nutrisinya lengkap.” Bukan hanya berprinsip pada tingkat kekenyangan saja, sebab sarapan sehat harus dapat memenuhi 25%-30% dari total angka kebutuhan gizi (AKG) yang diperlukan setiap harinya. Bagaimana untuk dapat mengimplementasikan hal tersebut? Nestlé Indonesia menciptakan tiga prinsip utama yaitu, ABC (Atur-Baca-Cukupi).
- Atur porsi untuk memastikan jumlah asupan makanan cukup (tidak berlebih dan tidak kurang) sehingga mendukung aktivitas setiap hari. Sarapan alangkah baiknya bila terdiri dari semua zat gizi yang dibutuhkan, dimana ½ piring berisi sayuran dan buah-buahan (dengan sayuran lebih banyak dari buah), dan sisa ½ piring berisi karbohidrat, dan lauk-pauk yang mengandung protein.
- Baca label kemasan makanan untuk memperhatikan kandungan gizi dan cara penyajian sehingga membantu masyarakat agar memahami produk yang mereka konsumsi dan dapat menikmati manfaat produk secara maksimal. Dengan semakin sibuknya kegiatan orang tua dan juga anak, tentunya banyak tantangan dalam mempersiapkan menu sarapan yang sesuai dengan kaidah kelengkapan gizi. Untuk itu, banyak sekali yang kini mengggunakan makanan cepat saji atau makanan kemasan sebagai alternatif. Menyadari hal tersebut, Diana mengingatkan para orang tua untuk selalu cermat dalam membaca kandungan nilai gizi di kemasan produk. Hal ini penting bagi orang tua untuk dapat memperkirakan bahan makanan lain yang perlu dilengkapi untuk memenuhi gizi asupan sarapan anak-anak.
- Cukupi asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan mengonsumsi beragam jenis makanan. Usahakan untuk mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan dalam periode tertentu. Walaupun anak suka dengan satu jenis sayur, coba dikreasikan dengan jenis sayur lain, maupun jenis protein atau sumber karbohidrat lainnya sehingga selain tercukupi gizinya, anak juga tidak mudah bosan dan semangat dalam mengonsumsi sarapan.
Kebutuhan gizi harian anak dan orang tua berbeda
Kebutuhan gizi anak dan dewasa tentu berbeda. Hal ini diperngaruhi beberapa faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin dan aktivitas. Sebagai contoh, rata-rata kebutuhan energi dewasa sekitar 2000 kkal, sedangkan untuk anak-anak sekitar 1300-1700 kkal, tergantung faktor-faktor yang disebutkan sebelumnya. Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut hendaknya kita perhatikan porsi yang dapat diaplikasikan melalui isi piringku. Untuk porsi dewasa, isi piring saat sarapan baiknya terdiri atas ½ piring sayuran dan buah-buahan (dengan sayuran lebih banyak dari buah), dan sisa ½ piring berisi karbohidrat, dan lauk-pauk yang mengandung protein. Sementara untuk anak, pembagian piring dibagi rata 3 bagian untuk karbohidrat, protein, dan vitamin serta mineral.
Mengapa pembagiannya berbeda? Hal ini terjadi sebab anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, sehingga mereka memerlukan lebih banyak asupan protein dibandingkan orang dewasa. (*)
The post Wujudkan Sarapan Sehat dan Bergizi dengan Prinsip ABC appeared first on LIPUTAN.CO.ID.
Komentar