Peluncuran Novel “GEH, The Untold Story” Angkat Kisah Inspiratif Aktivis Asal Cirebon

Kota Cirebon – Penulis asal Cirebon, Ishtar Vie, kembali menarik perhatian dengan peluncuran novel terbarunya yang berjudul “GEH, The Untold Story”. Novel ini merupakan karya kedua setelah sebelumnya sukses dengan Mengejar Cakrawala. GEH adalah singkatan dari Gozali El Hamidi, almarhum ayahanda Ishtar Vie, yang dalam novel ini digambarkan sebagai seorang aktivis yang teguh memegang nilai-nilai agama.

Dalam penulisan novel ini, Ishtar Vie tidak bekerja sendiri. Sutan Aji Nugraha, menantu dari Gozali El Hamidi sekaligus suami Ishtar Vie, juga turut menyumbangkan tulisannya. Peluncuran novel tersebut turut dihadiri oleh Pj Sekda Kota Cirebon, M. Arif Kurniawan, yang menyampaikan apresiasinya.

Ishtar Vie menjelaskan bahwa novel ini merupakan faksi yang menggambarkan kisah hidup ayahnya secara inspiratif. Dia mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar, terutama kepada Sutan Aji Nugraha yang selalu mendukung proses penulisan hingga novel ini berhasil diterbitkan. Menurut Ishtar Vie, Gozali El Hamidi adalah tokoh masyarakat yang dikenal luas dan memiliki pengaruh besar di Cirebon. Selain sebagai wujud kerinduan kepada sosok ayah, novel ini juga bertujuan agar perjuangan Gozali dikenal oleh generasi selanjutnya.

“Ini adalah salah satu cara kami menunjukkan cinta kepada beliau, dengan menulis sejarah hidupnya,” ujar Ishtar Vie.

Ishtar Vie mengungkapkan bahwa proses penulisan novel ini berlangsung selama 30 hari tanpa henti, meskipun ada jeda sebelum diterbitkan. Dia juga kembali mengenang sosok ayahnya sebagai seorang pendidik yang mengedepankan hubungan erat antara guru dan murid tanpa memandang status sosial. Selain itu, Gozali El Hamidi juga memiliki dedikasi yang tinggi terhadap seni dan budaya, namun tetap menjaga nilai-nilai agama dalam setiap karyanya.

“Sebagai seorang aktivis, beliau menekankan pentingnya kaderisasi yang berkualitas, bukan hanya sekadar estafet kepemimpinan. Beliau meninggalkan warisan kepemimpinan dan semangat juang yang patut kita teladani,” tambah Ishtar Vie.

Sutan Aji Nugraha, yang hanya mengenal Gozali El Hamidi selama dua tahun, menyebutkan bahwa meski singkat, Gozali memberikan kesan mendalam. Menurutnya, meskipun Gozali banyak bergerak di “bawah tanah,” kontribusinya diakui secara luas, baik oleh teman maupun lawan politiknya.

“Saya pernah bertemu dengan orang yang pernah berseberangan dengan Pak Gozali, namun mereka mengakui kehebatan beliau dalam organisasi politik dan ideologi,” ungkap Sutan Aji.

Novel GEH juga mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat, termasuk Erry Yudistira Ramadhan, putera dari Effendi Edo. Erry merasa bangga dengan karya Ishtar Vie dan Sutan Aji, serta berharap karya mereka dapat menginspirasi putera-puteri Cirebon lainnya. Dia juga mengapresiasi penggunaan motif mega mendung di sampul novel yang menunjukkan identitas budaya Cirebon.

“Novel ini tidak hanya menyampaikan cerita inspiratif, tetapi juga menjaga keaslian budaya Cirebon,” pungkas Erry. (Jums)

Komentar